Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ciptakan Lingkungan Bersih, AZWI Dukung Pembatasan Sachet

Minggu, 17 Juli 2022 18:19 WIB
Fotp: Dok. Istimewa
Fotp: Dok. Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) menyerukan untuk membatasi penggunaan sachet karena sampah sachet tidak dapat didaur ulang secara aman dan berkelanjutan dan ditemukan mencemari lingkungan, baik di darat maupun di laut.

Hal ini disampaikan dalam Konferensi Pers “Stop Sachet: Bangun Gerakan untuk Mendukung Pembatasan Sachet” yang dilakukan secara hybrid di All Seasons Jakarta Thamrin dan platform Zoom Minggu (17/7).

“Melalui kampanye Stop Sachet ini kami mengubah narasi daur ulang sachet menjadi narasi guna ulang dan isi ulang secara signifikan dan mendorong kepatuhan terhadap kebijakan nasional mengenai konsumsi dan konsumsi plastik oleh produsen,” ujar Co-Coordinator AZWI. Rahyang Nusantara, Minggu (17/7).

Baca juga : Tebar Kebaikan di Jumat Berkah, Santri Dukung Ganjar Bagikan 400 Paket Makanan

Sementara itu Manager Program ECOTON, Daru Setyorini, menjabarkan sejumlah fakta yang ditemukan dalam Ekspedisi Sungai Nusantara yang digelar sejak awal tahun ini.

“Tim ekspedisi menemukan Sungai Ciliwung yang kini dibanjiri sampah sachet. Sampah ini diproduksi perusahaan domestik dan global," ujarnya.

Sebagaimana diketahui bersama, sachet adalah sampah kemasan plastik fleksibel berukuran kecil yang tidak bisa didaur ulang.

Baca juga : Geliatkan Semangat Nasionalisme, IndiHome Dukung Penyelenggaraan FIBA Asia Cup 2022

"Kemasan sachet ini mudah tersebar dan tersangkut di dahan dan akar pohon tepi sungai, melepaskan jutaan partikel mikroplastik yang mengandung bahan kimia ftalat dan EVOH yang beracun, mengganggu sistem hormon dan pemicu kanker,” ujar Daru.

Senada dengan Daru, Co-Founder Nexus3 Foundation Yuyun Ismawati menjelaskan bahwa kemasan sekali pakai berbahan plastik berpotensi memindahkan senyawa kimia berbahaya, seperti PFAS, ke makanan.

Untuk membuat kemasan tahan cuaca, juga digunakan senyawa-senyawa berbahaya lainnya, seperti UV-328.

Baca juga : Stabilisasi Harga Migor, Mendag Ajak Dialog Petani Sawit

“Penggunaan senyawa-senyawa berbahaya dalam kemasan sachet ini bukan hanya berbahaya terhadap kesehatan konsumen tetapi juga terakumulasi di lingkungan. Kimia-kimia ini juga akan menyebabkan ekonomi sirkular yang toksik,” jelas Yuyun.

Tanggung jawab untuk menyelesaikan krisis sampah sachet sejatinya tak hanya dibebankan kepada pemerintah, tetapi juga produsen.

Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri LHK No. 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen, setiap produsen harus bertanggung jawab terhadap sampah yang mereka hasilkan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.