Dark/Light Mode

Keren, RSPB Pakai Robot Navigasi Untuk Operasi Tulang Belakang

Senin, 24 Oktober 2022 09:30 WIB
Peluncuran Robbin Robotic Navigation Spine Surgery di RS Premier Bintaro, Tangerang Selatan. (Foto: Merry Apriyani/RM)
Peluncuran Robbin Robotic Navigation Spine Surgery di RS Premier Bintaro, Tangerang Selatan. (Foto: Merry Apriyani/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rumah Sakit Premier Bintaro (RSPB) meluncurkan Robotic Navigation Spine Surgery ROBBIN (Robot Bintaro), sebuah terobosan baru dalam prosedur bedah tulang terutama di Asia Tenggara. Navigasi Robotik ini digunakan pada operasi tulang belakang dan juga kasus bedah tulang lainnya.

Dokter spesialis tulang belakang RSPB Asrafi Rizki Gatam mengatakan umumnya seorang dokter orthopaedi melakukan pemasangan implant pada tulang belakang dengan cara ‘free hand’, cara ini mengandalkan pengetahuan anatomi tulang belakang dan dengan bantuan x-ray.

Dokter orthopaedi yang melakukan tindakan tersebut harus menjaga stabilitas tangannya ketika melakukan pemasangan implant melalui koridor yang sangat sempit dekat dengan struktur-struktur penting seperti saraf dan pembuluh darah.

Baca juga : Gandeng Yuki Kato, Adakami Edukasi Literasi Keuangan ke Masyarakat

Pemasangan implant dengan cara ‘free hand’ ini sebetulnya dapat dilakukan dengan aman, tetapi operasi tulang belakang dengan durasi yang cukup lama dapat menyebabkan seorang dokter kelelahan baik secara fisik maupun mental.

“Robot yang digunakan pada operasi tulang belakang dapat melakukan pekerjaan berulang-ulang kali dengan ketahanan yang sangat tinggi tanpa mengurangi performa dan mengurangi risiko human error karena kelelahan sehingga akan meningkatkan hasil operasi pada pasien,” jelas Asarafi.

Operasi dengan robot diawali dengan perencanaan pada mesin robot untuk menentukan arah dan posisi implant sehingga penempatan implant menjadi sangat-sangat akurat dengan tingkat akurasi 99 persen. “Operasi kasus-kasus kompleks dengan perubahan struktur anatomi normal menjadi sangat mungkin dilakukan dengan menggunakan teknologi robot, contoh kasus yang sulit dilakukan tanpa robot antara lain adalah scoliosis berat, rheumatoid arthritis pada tulang leher,” tambahnya lagi.

Baca juga : Mendes PDTT Sebut BUM Desa Untuk Kesejahteraan Warga Desa

Serta penyakit degenerative berat pada tulang belakang dan pergeseran tulang derajat 3-4. Selain akurasi, penggunaan robot juga dapat meminimalisir dosis radiasi baik pada pasien, dokter dan staf kamar operasi. 

Teknologi ini memungkinkan pemasangan implant pada operasi tulang belakang memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi. Teknologi ini juga menggunakan teknik operasi minim sayatan dan cidera jaringan sehingga risiko pendarahan dan infeksi menjadi lebih sedikit, serta dapat mempersingkat waktu operasi dan pemulihan pasien.

Menurut CEO RSPB Martha M.L. Siahaan fenomena digitalisasi di industri kesehatan membuat kami harus siap menghadapi perkembangan teknologi. RSPB telah dan akan terus melakukan peningkatan pada bidang layanan digital menuju smart hospital agar alur pelayanan dan perawatan pasien makin mudah diakses.

Baca juga : Kain Batik Indonesia Terpilih Jadi Kado Ultah Untuk Permaisuri Sultan Brunei

Robotic Navigation Spine Surgery di RSPB telah terintegrasi dengan CT scan 256 slices, C-Arm dan di support dengan tekhnologi MRI 3 Tesla. Artinya, sebelumnya operasi tulang belakang memakan waktu 8 jam, namun dengan menggunakan Robbin dapat dipangkas menjadi 2 jam.

“Dan tentunya dengan harga yang sangat bersahabat, karena operasi dengan teknologi robotik sudah tersedia di RSPB, jadi tidak perlu ke Eropa atau Amerika lagi untuk melakukan operasi dengan teknologi ini,” jelas dr. Martha.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.