Dark/Light Mode

Ratna Ayu Lestari, Mahasiswa Universitas Indonesia

Bilik Bijak: Wadah Penyaluran Tas Belanja Demi Penggunaannya yang Lebih Efektif

Minggu, 1 Januari 2023 22:12 WIB
Tas belanja (Foto: earth.com)
Tas belanja (Foto: earth.com)

Berdasarkan data yang dihimpun Making Oceans Plastic Free, diperkirakan terdapat 182,7 miliar kantong plastik yang digunakan masyarakat Indonesia tiap tahunnya (Making Ocean Plastic Free, 2017). Menanggapi hal tersebut, Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk membatasi penggunaan kantong plastik. Pada 2021, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan terdapat 41 daerah yang melakukan pembatasan penggunaan kantong plastik. Akan tetapi, pembatasan tersebut masih menyasar toko retail modern saja sedangkan pasar tradisional masih luput dari pembatasan penggunaan kantong plastik (Liputan6, 2021).

Berbagai kebijakan telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah kantong plastik. Mulai dari kantong plastik berbayar, penggunaan reusable bag, hingga penggunaan bioplastik. Solusi-solusi tersebut—selain hanya menyasar toko retail modern—juga memiliki banyak kelemahan. Penggunaan kantong plastik berbayar dirasa kurang berpengaruh dalam mengurangi kantong plastik. Hal ini disebabkan harga kantong plastik yang sangat murah, hanya berkisar Rp 200-Rp 500 sehingga masyarakat masih memilih untuk membeli kantong plastik tersebut (Larasati, 2022).

Sementara itu, kantong plastik ramah lingkungan merupakan inovasi yang sangat brilian dalam mengatasi permasalahan sampah plastik. Kantong plastik ramah lingkungan (biasa dikenal dengan istilah bioplastik) dibuat dengan bahan dasar pati sehingga mudah terurai di alam. Kantong plastik biasa membutuhkan ratusan tahun agar dapat terurai sedangkan bioplastik hanya membutuhkan 3-6 bulan. Selain itu, bioplastik juga rendah emisi karbon. Akan tetapi, bioplastik membutuhkan biaya produksi yang cukup mahal sehingga kurang diminati oleh masyarakat (Kamsiati et al., 2017).

Penggunaan kantong belanja kain, atau biasa disebut reusable bag merupakan solusi yang cukup baik dalam mengurangi penggunaan kantong plastik. Reusable bag terbuat dari material yang kokoh sehingga dapat menopang beban yang cukup berat, tidak seperti kantong plastik yang mudah robek. Selain itu, reusable bag memiliki desain yang lebih menarik jika dibandingkan dengan kantong plastik.

Reusable bag dan Permasalahan yang Muncul

Meskipun reusable bag dapat mengatasi permasalahan sampah kantong plastik, solusi ini bukanlah tanpa celah. Reusable bag yang awalnya digunakan untuk mengurangi sampah plastik justru membuat tumpukan sampah baru. Masyarakat yang belum terbiasa untuk membawa reusable bag tentu akan senantiasa membeli reusable bag ketika berbelanja (karena harga yang ditawarkan juga cukup terjangkau). Jasa pesan-antar makanan juga menyumbang tumpukan reusable bag yang digunakan saat pengiriman. Dengan demikian, penggunaan reusable bag juga bermuara pada permasalahan yang sama, yaitu tumpukan sampah.

Bilik Bijak

Baca juga : Kembangkan PLTS Atap, 2 Perusahaan Indonesia Teken Kerja Sama Dengan 2 Perusahaan Jepang

Menjawab persoalan sampah plastik, sekaligus persoalan tumpukan tas belanja, kami menghadirkan Bilik Bijak. Bilik Bijak merupakan sarana untuk mengumpulkan dan memfasilitasi tas belanja kepada para pembeli di toserba, minimarket, warung, pasar modern, ataupun pasar tradisional. Bilik Bijak ditempatkan di dekat pintu masuk dan di dekat kasir. Masyarakat dapat bebas mengambil tas belanja sesuai kebutuhan (maksimal 3) dan dapat menyumbangkan tas belanja yang dimilikinya. Dengan demikian, penggunaan tas belanja dapat lebih efektif dan bermanfaat. Dalam skala yang lebih besar, Bilik Bijak dapat membantu dalam mengurangi jumlah sampah di Indonesia.

Gambar 1. Visualisasi Bilik Bijak

Alur Operasional Bilik Bijak

Slogan dari Bilik Bijak adalah “Dari dan Untuk Kami”, yang berarti bahwa Bilik Bijak membutuhkan banyak keterlibatan dari masyarakat. Selain itu, Bilik Bijak juga membutuhkan toserba, minimarket, warung, pasar tradisional, hingga pasar modern sebagai mitra untuk berkolaborasi. Bilik Bijak akan menempatkan wadah yang terbuat dari akrilik di dekat pintu masuk atau kasir dari mitra Bilik Bijak. Masyarakat dapat meletakkan tas belanja yang mereka miliki di wadah akrilik tersebut serta dapat mengambil tas belanja dari wadah akrilik. Agar sejalan dengan misi Bilik Bijak, kami membatasi pengambilan tas belanja sebanyak tiga buah bagi setiap orang.

Karena proyek ini bersifat nonprofit, kami membutuhkan para relawan yang peduli terhadap lingkungan untuk menyediakan tas belanja di awal berdirinya Bilik Bijak. Selain itu, kami juga membutuhkan investor untuk mendanai wadah-wadah tas belanja yang akan kami sebarkan di toko-toko. Investor tersebut dapat berasal dari NGO, perusahaan, ataupun, pemerintah setempat.

Bilik Bijak dan Sustainable Development Goals

Baca juga : Bamsoet Ajak Optimalkan Bonus Demografi Untuk Penguatan Ekonomi

Di kehidupan sehari-hari, manusia memiliki ketergantungan yang besar dengan plastik. Pada tahun 2021, Indonesia memiliki 11,6 juta ton sampah plastik. Sifatnya yang sulit terurai membuat sampah plastik menjadi tidak terkendali. Sampah plastik tidak dapat dimusnahkan dengan cara dibakar karena pembakaran plastik dapat melepaskan gas-gas berbahaya di udara yang berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, membuang plastik ke laut juga bukan pilihan yang tepat karena plastik akan terurai menjadi mikroplastik. Mikroplastik tersebut dapat tertelan oleh biota-biota laut (The Ocean Portal Team, 2018). Manusia juga dapat terpapar oleh mikroplastik melalui makanan/minuman, pernapasan, dan infiltrasi kulit. Bahaya yang ditimbulkan dari mikroplastik mulai dari alergi hingga kanker. Oleh sebab itu, sampah plastik bukanlah permasalahan sepele (Yuan et al, 2022). 

Bilik Bijak bertujuan agar tas belanja tidak lagi menumpuk sehingga dapat digunakan secara efektif. Oleh sebab itu, Bilik Bijak mendukung Sustainable Development Goals khususnya pada poin ke-12, yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Selain itu, secara tidak langsung, Bilik Bijak berkomitmen dalam mewujudkan SDGs poin ke-14, ke-15, dan ke-17. Dengan kolaborasi berbagai mitra, Bilik Bijak dapat turut serta menjaga ekosistem demi kehidupan yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih. 

Penutup

Bilik Bijak merupakan sarana untuk mengumpulkan dan memfasilitasi tas belanja kepada para pembeli di toserba, minimarket, warung, pasar modern, ataupun pasar tradisional. Dengan slogan “Dari dan Untuk Kami”, Bilik Bijak melibatkan masyarakat dalam melaksanakan program ini. Masyarakat dapat memakai dan meletakkan tas belanja yang mereka miliki di Bilik Bijak. Tujuan dari Bilik Bijak adalah untuk meminimalisasi penumpukan tas-tas belanja di rumah. Dengan demikian, Bilik Bijak berkomitmen untuk mencapai Sustainable Development Goals pada poin ke-12, ke-14, ke-15, dan ke-17.

Daftar Pustaka 

Larasati, I. 2022. Kebijakan Plastik Berbayar: Solusi atau Bisnis yang Dibayar? Kumparan. Diakses pada 28 Desember 2022, dari https://kumparan.com/intan-larasati-1650355354757753099/kebijakan-plastik-berbayar-solusi-atau-bisnis-yang-dibayar-1xxIVQ4VClc

Kamsiati, Elmi & Herawati, Heny & Yuli Purwani, Endang. (2017). POTENSI PENGEMBANGAN PLASTIK BIODEGRADABLE BERBASIS PATI SAGU DAN UBIKAYU DI INDONESIA / The Development Potential of Sago and Cassava Starch-Based Biodegradable Plastic in Indonesia. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 36, 67—76.

Baca juga : Universitas Esa Unggul Gencarkan Literasi Penggunaan Medsos Kepada Warga Cipulir

Liputan 6. 2021. 41 Daerah Sudah Terapkan Larangan Penggunaan Kantong PlastikDiakses pada 28 Desember 2022, dari https://www.liputan6.com/bisnis/read/4454331/41-daerah-sudah-terapkan-larangan-penggunaan-kantong-plastik

Making Ocean Plastic Free. 2017. The Hidden Cost of Plastic Bag Use and Pollution in Indonesia. Diakses pada 28 Desember 2022, dari https://makingoceansplasticfree.com/hidden-cost-plastic-bag-use-pollution-indonesia/

The Ocean Portal Team. 2018. Marine Plastics. Diakses pada 28 Desember 2022, dari https://ocean.si.edu/conservation/pollution/marine-plastics

Yuan, Z., Rajat Nag, Enda Cummins. 2022. Human health concerns regarding microplastics in the aquatic environment - From marine to food systems, Science of The Total Environment, Volume 823, 1-19

 

Powered by Froala Editor

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.