Dark/Light Mode

Dies Natalis Ke-64 Universitas Jayabaya

Bamsoet Ajak Optimalkan Bonus Demografi Untuk Penguatan Ekonomi

Selasa, 11 Oktober 2022 13:57 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo memberikan orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-64 dan Wisuda Tahun Akademik 2021/2022 Universitas Jayabaya, di Jakarta, Selasa (11/10). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo memberikan orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-64 dan Wisuda Tahun Akademik 2021/2022 Universitas Jayabaya, di Jakarta, Selasa (11/10). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR yang juga alumni Universitas Jayabaya Bambang Soesatyo memberikan orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-64 dan Wisuda Program Sarjana S1, S2, dan S3 Tahun Akademik 2021/2022 Universitas Jayabaya, di Jakarta, Selasa (11/10). Dalam orasi ilmiahnya, politisi yang akrab disapa Bamsoet ini membahas tentang peran kolaborasi MPR dengan perguruan tinggi dalam membangun karakter bangsa di Era Society 5.0.

Bamsoet mengungkapkan, saat ini MPR sedang menyiapkan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) untuk memastikan banga Indonesia siap menghadapi Society 5.0 sekaligus siap menyambut Indonesia Emas 2045. Di dalam PPHN terdapat capaian yang ingin diraih bangsa dalam berbagai sektor, salah satunya sektor pendidikan. Sehingga tidak lagi terjadi setiap kali ganti pemerintahan atau ganti menteri, menyebabkan ganti kurikulum pendidikan yang justru membuat tenaga pendidik dan peserta didik menjadi kebingungan.

“Seringkalinya terjadi pergantian kurikulum menandakan bahwa bangsa kita belum memiliki roadmap pendidikan yang terarah, yang bisa dilaksanakan oleh siapa pun yang memimpin Indonesia," ujar Bamsoet.

Baca juga : Bamsoet Ajak Bumikan Pancasila Dalam Semua Dimensi Kehidupan

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, generasi muda adalah aset, potensi, dan investasi penting bagi bangsa dan negara untuk melangkah menuju kemajuan peradaban. Terlebih saat ini bangsa Indonesia telah menapakan kaki pada fase bonus demografi, saat komposisi demografi didominasi penduduk usia produktif yang mayoritasnya adalah generasi muda. Titik puncak fase bonus demografi diperkirakan terjadi hingga tahun 2030, dimana jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 285 juta hingga 300 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persennya, atau sekitar 199,5 juta hingga 210 juta jiwa adalah kelompok usia produktif.

"Yayasan Indonesia Forum dalam Visi Indonesia 2030 memproyeksikan kekuatan ekonomi Indonesia mencapai posisi lima besar dunia pada tahun 2030, di saat kita berada pada posisi puncak bonus demografi. Tingkat pendapatan perkapita mencapai 18.000 dolar AS per tahun, terbesar kelima setelah China, India, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Sementara dalam laporan 'Essential 2007' yang diterbitkan United Bank of Switzerland (UBS), diprediksi pada tahun 2025 Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-7 di dunia, dan pada tahun 2050, posisi Indonesia akan menempati urutan ke-5," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Indonesia ini menerangkan, berbagai proyeksi tersebut menggambarkan besarnya potensi kekuatan perekonomian nasional, dan kontribusi bonus demografi sebagai sebuah momentum penting yang tidak boleh begitu saja dilewatkan. Bangsa Indonesia perlu belajar dari pengalaman negara-negara yang telah sukses mengoptimalkan periode bonus demografi, seperti Korea Selatan, China, dan Jepang.

Baca juga : Di Desa Soligi, Harita Nickel Resmikan Rumah Usaha Tangguh Ekonomi

"Kunci keberhasilan negara-negara tersebut dalam memanfaatkan bonus demografi adalah dengan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM). Sehingga ketika berada pada fase bonus demografi keberlimpahan penduduk usia produktif bertransformasi menjadi sumberdaya pembangunan yang tidak hanya memiliki daya saing, kreatif dan inovatif, namun juga memiliki karakter dan wawasan kebangsaan," terang Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini mengingatkan, menyiapkan kelompok usia produktif sebagai sumber daya pembangunan yang berkarakter dan berwawasan kebangsaan adalah tantangan yang tidak mudah. Mengingat modernitas zaman di mana lompatan kemajuan teknologi berpacu dengan derasnya arus globalisasi, serta kenyataan bahwa landscape ideologi, politik, dan ekonomi global yang dinamis, penuh dengan disrupsi dan kompetisi. Di sinilah pentingnya pendidikan karakter bangsa dan wawasan kebangsaan untuk diselenggarakan dalam forum-forum lingkungan akademis, khususnya perguruan tinggi, sehingga dapat secara langsung menyentuh generasi muda bangsa sebagai aset pembangunan.

"Dalam kerangka itu, MPR senantiasa berupaya membangun 'benteng ideologi', melalui vaksinasi ideologi menggunakan vaksin Empat Pilar MPR, yang terdiri dari Pancasila sebagai dasar negara, landasan ideologi, falsafah, etika moral serta alat pemersatu bangsa; UUD 1945 sebagai landasan konstitusional; Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai konsensus yang harus dijunjung tinggi, serta semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semangat pemersatu bangsa," pungkas Bamsoet.â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.