Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
SF-ITB: Produk Tembakau Alternatif Lebih Rendah Risiko Daripada Rokok
Kamis, 2 Februari 2023 12:15 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, secara komparatif memiliki profil risiko kesehatan yang lebih rendah daripada rokok.
Hal tersebut diperkuat dari hasil kajian literatur ilmiah dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF-ITB) yang menunjukkan bahwa produk tersebut memiliki paparan zat berbahaya dan berpotensi berbahaya (harmful and potentially harmful constituents) yang lebih rendah daripada rokok.
Baca juga : Pemilu Proporsional Terbuka Lebih Kedepankan Politik Masa Depan
Guru Besar SF-ITB Prof. Rahmana Emran Kartasasmita menjelaskan, kajian literatur ilmiah dengan tajuk Kajian Risiko (Risk Assessment) Produk Tobacco Heated System (THS) Berdasarkan Data dan Kajian Literatur bertujuan untuk menghitung perkiraan tingkat risiko produk tembakau yang dipanaskan.
Kajian tersebut berdasarkan metode standar yang dilakukan lembaga-lembaga dunia seperti World Health Organization (WHO), International Agency for Research on Cancer (IARC), Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dan United State Environmental Protection Agency (US-EPA).
Baca juga : Apa yang Membuat WhatsApp Aero Lebih Menarik Dari WA Resmi?
Proses kajian risiko tersebut melalui beberapa tahapan. Pertama, penelusuran literatur independen dan publikasi ilmiah.
“Tujuannya untuk mencari data kualitatif dan kuantitatif terkait berbagai senyawa dalam produk tembakau yang dipanaskan dan rokok sebagai pembanding, serta penggolongan karsinogenitasnya dengan merujuk pada IARC (The International Agency for Research on Cancer atau Badan Internasional untuk Penelitian Kanker),” kata Prof. Emran yang sekaligus anggota peneliti kajian ilmiah tersebut.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya