Dark/Light Mode

Dosen IPB Ingatkan Faktor Keamanan Dalam Pemilihan Kemasan Pangan

Selasa, 19 September 2023 21:33 WIB
Dosen dan Peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor IPB, Nugraha Edhi Suyatma. (Foto: Ist)
Dosen dan Peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor IPB, Nugraha Edhi Suyatma. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dosen dan Peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Nugraha Edhi Suyatma mengatakan hal pertama yang harus diperhatikan saat memilih kemasan pangan adalah faktor keamanan. Sedang faktor berikutnya yang juga sangat penting diperhatikan adalah produknya.

Secara umum, lanjutnya, kemasan pangan berfungsi untuk melindungi produk terhadap pengaruh fisik seperti mekanik dan cahaya, pengaruh kimiawi dalam bentuk permeasi gas, kelembaban udara atau uap air, maupun biologik seperti bakteri atau kapang.

“Itulah sebabnya banyak faktor pertimbangan bagi perusahaan makanan dan minuman dalam memilih kemasan untuk produk-produk mereka,” kata Nugraha.

Dari sifat produk dan proses pengolahan produk pangannya, lanjut Nugraha, ada kemasan yang tidak tahan terhadap panas dan ada yang tahan panas. Kemasan kaleng untuk sarden misalnya, itu proses pengolahannya harus dengan sterilisasi pada suhu yang sangat tinggi. 

“Jika sarden itu menggunakan kemasan plastik, itu tidak akan bisa, karena plastik itu tidak akan bisa seawet kaleng pada suhu tinggi. Jadi, pilihan kenapa sarden dikemas dengan kaleng, ya karena ketahanannya pada suhu tinggi itu,” ucap Scientific Advisor Indonesian Packaging Federation ini.

Contoh lainnya adalah kemasan galon minum AMDK yang terbuat dari plastik polycarbonate. Dari sifat fungsional kemasan, Nugraha mengatakan, plastik PC memiliki banyak keunggulan dibandingkan dari PET. 

Plastik PC lebih fleksibel, sehingga lebih tahan dari risiko pecah atau retak. Plastik PC juga memiliki ketahanan gores dan ketahanan benturan yang lebih baik dengan suhu transisi gelas (Tg) yang lebih tinggi.

Baca juga : KSP Dorong Peningkatan Kualitas Pelayanan Dasar Di Kawasan IKN

Tg PC bisa mencapai 150 derajat celcius, semebtara Tg PET hanya 70 derajat celcius. Sehingga kemasan PC tahan untuk dicuci dengan suhu panas antara 60-80 derajat celcius dengan penyikatan menggunakan sikat plastik tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan kemasan.

Selain itu, menurut Nugraha, kemasan PC guna ulang sering disebut juga dengan kemasan multi trip karena mengalami banyak perjalanan. Yaitu dari pabrik dikirim ke distributor, toko atau penjual.

Lalu dibawa ke konsumen, kemudian kemasan kosong dikembalikan lagi oleh konsumen ke penjual, toko atau distributor untuk dikirimkan ke pabrik dan digunakan ulang.

Pemilihan kemasan itu juga tergantung pada target umur simpan dari produk pangannya. Dia mencontohkan untuk produk-produk snack seperti kentang atau singkong, kalau masa simpannya kurang dari satu bulan, itu cukup dengan menggunakan kemasan plastik Polypropylene (PP) yang bening. 

Tapi, jika masa simpannya itu 3 bulan atau lebih, harus dipilih bahan kemasan yang bisa melindungi gas, uap air, dan oksigen masuk seminimal mungkin.  Karena, snack adalah makanan yang rentan terhadap uap air dan oksigen dan ada resiko tengik. 

“Jadi, pertimbangan umur simpan juga sangat berpengaruh dalam memilih bahan kemasan, yang bertujuan untuk melindungi produknya dari kerusakan,” terangnya.

Kemasan juga bisa diklasifikasikan berdasarkan frekuensi pemakaian. Dalam hal ini, kemasan terbagi menjadi kemasan sekali pakai atau disposable dan kemasan yang dipakai berulang kali atau multi trip. 

Baca juga : KPK Panggil Sekretaris Badan Perencanaan Dan Pengembangan Kemenaker

Contoh kemasan sekali pakai adalah bungkus plastik untuk es, permen, bungkus dari daun-daunan, karton dus minuman sari buah, dan kaleng hermetis, galon PET. 

Sedang kemasan yang dapat dipakai multi trip adalah botol minuman, botol kecap, botol sirup, dan galon Polycarbonate.

Nugraha mengingatkan agar pemilihan kemasan itu tidak sembarangan dilakukan. Karena ada pertimbangan tertentu dari perusahaan makanan atau minuman dalam menggunakan kemasan produk. 

“Soal keamanannya, itu kan sudah ada aturannya dari BPOM bahwa kemasan yang digunakan itu harus food grade,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Dosen IPB lainnya, Purwiyatno Hariyadi. Dia bilang laju perubahan mutu produk pangan dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari kondisi bahan baku sampai pada kondisi penyimpanan dan penjajaannya. 

Menurutnya, dalam upaya mengelola mutu produk pangan, semua faktor-faktor ini perlu diidentifikasi dengan baik, sehingga upaya penjaminan mutu produk sampai produk tersebut diterima dan dikonsumsi konsumen bisa dicapai.

Profesor yang menekuni bidang Food Process and Engineering Laboratory ini menjelaskan bahwa semua kemasan, baik itu berupa kaleng, galon, dan lain-lain, mempunyai peranan sangat penting dalam melindungi produk yang dikemas. 

Baca juga : Pilpres 2 Pasang, Emang Bisa?

Karena itu, pemilihan bahan pengemas yang tepat serta proses pengemasan yang baik sangat penting untuk menentukan masa kadaluarsa produk pangan yang dikemas. Bisa dibayangkan betapa repotnya industri jika harus menangani susu, air mineral yang mau dijual jika tidak dilakukan pengemasan.

“Karena itu, pemilihan bahan pengemas harus dilakukan secara tepat, dengan memperhatikan interaksi antara bahan pangan, bahan pengemas dan lingkungannya. Dengan demikian, kerusakan bahan pangan bisa dikendalikan dengan baik pula,” tuturnya.

Kemasan pangan juga berfungsi mencegah terjadinya kontaminasi, baik kontaminasi karena mikroorganisme, serangga, binatang pengerat, ataupun bahan-bahan kimia pada produk pangan yang dikemas.

Berdasarkan karakteristik fisiknya, bahan pengemas bisa dikelompokkan menjadi pengemas kaku atau rigid, fleksibel dan kombinasi keduanya. 

Misalnya, kemasan primer menggunakan bahan pengemas fleksibel, sementara pengemas sekundernya menggunakan bahan pengemas kaku. Pengemas rigid, bisa berupa kaleng, tin can, aluminium, maupun gelas. Pengemas fleksibel bisa berupa alu foil dan plastik.

Purwiyatno menerangkan bahwa dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pangan dalam kaitannya dengan kesehatan dan kebugaran tubuh, maka peranan pengemasan pangan pada masa yang akan datang akan semakin penting. 

“Jadi, kemasan pangan tidak hanya akan semakin sulit dipisahkan dari proses produksi pangan, tetapi sekaligus juga merupakan satu kesatuan dengan identitas produk pangan, branding dan marketing yang sangat penting bagi bisnis pangan,” katanya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :