Dark/Light Mode

Generasi Bijak Berdigital, Butuh Tata Krama Bermedsos

Minggu, 22 Oktober 2023 18:14 WIB
Obral-Obrol Literasi Digital (OOTD) di Peluncuran Kegiatan Literasi Digital kepada Keluarga Besar TNI KBT. (Foto: Dok.)
Obral-Obrol Literasi Digital (OOTD) di Peluncuran Kegiatan Literasi Digital kepada Keluarga Besar TNI KBT. (Foto: Dok.)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tata krama dalam bermedia sosial adalah hal yang mutlak diperlukan oleh para orangtua untuk membangun generasi penerus yang bijak berdigital.

Terlebih lagi masyarakat Indonesia menjunjung adat ketimuran yang mengedepankan adab.

Kemenkominfo melalui Tim Literasi Digital sektor Masyarakat Umum menyelenggarakan Peluncuran Kegiatan Literasi Digital kepada KBT selama dua hari berturut-turut dari  19-20 Oktober 2023.

Obral-Obrol Literasi Digital (OOTD) yang merupakan bagian dari acara Peluncuran Kegiatan Literasi Digital kepada Keluarga Besar TNI (KBT) digelar di Menara Danareksa, Jumat (20/10).

Hadir sebagai pembicara Melanry Ricardo, Nicholas Saputra, dan Yosi Mokalu. Ada Marcella Zalianty, Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho, hingga Fast-checker Specialist Mafindo Aribowo Sasmito.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan literasi digital kepada para anggota KBT yang harapannya akan menjadi lebih paham soal kehidupan di dunia digital dengan menghadirkan empat pilar literasi digital.

Baca juga : Perluas Layanan Digital, BRI Genjot Dana Murah

“Jangan mengeluarkan kata-kata caci maki, terlebih di depan anak-anak kita, karena kita yang menentukan akan membangun generasi penerus yang seperti apa,” tutur Melaney dalam keterangannya dikutip Minggu (22/10).

Melaney menambahkan, ada dua hal yang patut diperhatikan terkait sharing di media sosial. Terdapat sharing yang tujuannya untuk menginspirasi, namun ada pula yang penyampaiannya kurang tepat sehingga cenderung masuk kategori flexing.

“Ketika kita mempertontonkan kesuksesan kita, pertama-tama harus bertanya pada diri sendiri apa tujuannya, kalau memang berniat menginspirasi, cara menyampaikannya juga harus tepat,” ujarnya.

Dengan segala kemudahan, sekarang sudah bisa membuat konten melalui smartphone. Kemudahan itu, tambah Melani, merupakan pisau bernata dunia yang jika tidak digunakan dengan tepat dapat membawa malapetaka dan akibat-akibat lain yang tidak diinginkan.

“Pikirkan berkali-kali untuk memfilter konten yang sudah dibuat. Apakah hal itu nantinya akan membawa impact yang baik atau tidak. Jika tidak, mendingan tidak usah di-share,” pungkasnya.

Nicholas Saputra turut menyuarakan mengenai pentingnya menyadari bahwa dunia digital adalah dunia yang dimiliki oleh semua orang, sehingga patut berhati-hati dan mengontrol diri.

Baca juga : KLHK Pastikan Tidak Terjadi Asap Lintas Batas Negara Hingga Hari Ini

“Weapon of mass destruction itu bisa terjadi lewat smartphone atau digital, ini jadi perhatian penting karena telah menjadi bagian hidup kita,” tutur Nicholas.

Nicholas melanjutkan, seiring dengan bergesernya budaya berinteraksi, manusia juga menjadi lebih sering mengoperasikan gawai dalam sehari-harinya. bijak bermedia sosial juga menyangkut bagaimana kita mengoperasikannya.

Yosi Mokalu yang turut menjadi pembicara sependapat dengan para pembicara.

Menurut Yosi, media sosial juga memiliki do’s and dont’s yang wajib diperhatikan penggunanya.

Yosi mengatakan, dulu lingkup komunikasi dan interaksi hanya dari Sabang sampai Merauke, sekarang seperti ada warga negara digital Indonesia. Sehingga tidak cukup hanya tahu nilai tanpa menerapkan etika.

Penerapan etika menjadi sulit karena kita mudah terhubung, tapi tidak mudah menjadi dekat.

Baca juga : Persib Bantai Persita, Bojan: Ini Laga Sempurna

"Dekat itu harus ada rasa, tapi dengan tidak pernah bertemu, kita tidak bisa menyebut kita dekat dengan orang lain,” jelasnya.

Yosi turut menyinggung mengenai fenomena akun ganda yang saat ini marak dimiliki oleh netizen.

Beberapa hal yang terjadi adalah akun-akun semacam itu lantang menyuarakan hate speech kepada pengguna lain.

Mereka berperilaku demikian karena tidak bertatap muka dan bersembunyi di balik hal yang tidak nyata. Hal sedemikian rupa juga bisa saja melibatkan para anak-anak, oleh sebab itu para orangtua wajib waspada.

“Untuk menjawab don’ts di dunia maya, kembali lagi pada pertanyaan, seberapa bertanggung jawabnya kita dalam mengelola akun di media digital?” pungkas Yosi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.