Dark/Light Mode

Skrining Kanker Serviks Modal Utama Tanggulangi Kematian Perempuan

Sabtu, 3 Februari 2024 22:04 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Menteri Kesehatan Prof. Dante Saksono Harbuwono mengatakan, salah satu cara untuk mengatasi masalah kanker serviks di Indonesia adalah dengan skrining sedini mungkin.

“Salah satu penyebab kematian tertinggi untuk kanker wanita di Indonesia adalah kanker serviks. Skrining kanker serviks sebagai salah satu modalitas utama untuk menanggulangi tingginya angka kematian kanker serviks di Indonesia,” ujar Prof. Dante dalam diskusi tentang kanker serviks, seperti keterangan yang diterima RM.id, Sabtu (3/2/2024) di Jakarta.

Kanker serviks merupakan kanker kedua yang paling umum terjadi pada perempuan di Indonesia.

Namun, 70 persen perempuan terdiagnosis kanker serviks sudah memasuki stadium lanjut. Padahal, pengobatan pada stadium ini menjadi kurang efektif.

Akibatnya, 50 persen perempuan yang terdiagnosis kanker serviks meninggal dunia karena penyakit tersebut.

Baca juga : Bang Zaki Sukses Majukan Tangerang Lewat Kota Mandiri

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan sejumlah strategi untuk mengatasi masalah kanker serviks di Indonesia.

Antara lain, vaksinasi HPV kepada anak-anak perempuan usia sekolah dan melakukan skrining deteksi kanker serviks sedini mungkin untuk perempuan-perempuan Indonesia.

Bahkan, Pemerintah sudah melakukan pilot project vaksinasi HPV gratis di sekolah-sekolah di Jakarta.

Pemerintah juga sudah melakukan treatment atau perawatan yang adekuat untuk kanker serviks di Indonesia.

Selanjutnya, Kemenkes mengembangkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pemberantasan Kanker Serviks untuk Indonesia (2023-2030).

Baca juga : Gerbang Pronas Dan YKMI: Hasil Survei Halal Watch Pengaruhi Kesadaran Produk Lokal

Visi masa depan rencana aksi ini, yakni membuat kanker serviks sebagai penyakit masa lalu.

Serta, setiap perempuan pada semua demografi sosial ekonomi dapat hidup sehat dan bebas dari ancaman kanker serviks.

Prioritas pada rencana aksi nasional adalah skrining kanker serviks, dengan target menskrining 75 persen dari seluruh perempuan berusia 30-69 tahun.

Skrining ini menggunakan metode pemeriksaan DNA HPV yang memiliki kualitas yang terjamin.

Salah satu bagian penting pada rencana aksi nasional ini, yakni peralihan metode skrining kanker serviks primer dari metode yang ada saat ini ke skrining DNA HPV.

Baca juga : Terima Kunjungan KSAD, Wapres Minta TNI AD Bantu Rakyat Sukseskan Pemilu

Pada 2020, skrining kanker serviks melalui metode inspeksi visual asam asetat (IVA) dan pemeriksaan sitologi hanya mencakup 9,3 persen perempuan dalam populasi target, dengan variasi yang signifikan antarprovinsi.

Metode skrining DNA HPV dilakukan dengan pedoman dan protokol klinis yang sesuai, termasuk transportasi untuk pengujian tersentralisasi, serta memperkuat kemampuan laboratorium.

Kemenkes juga mempertimbangkan strategi skrining alternatif seperti skrining di tempat layanan kesehatan dan metode pengambilan sampel mandiri.

Untuk mencapai target skrining dalam upaya mengeliminasi kanker serviks, penting bagi Indonesia untuk menerapkan metode, alat, dan teknologi skrining yang efisien.

Untuk mencapai tujuan ini, RAN menyerukan peninjauan kembali bukti-bukti ilmiah internasional dan praktik terbaik.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.