Dark/Light Mode

Keren Perencanaan, Buruk Pelaksanaan

Proyek Super Anti Banjir Baru Berjalan 10 Persen

Senin, 21 Maret 2022 07:30 WIB
Alat berat mengeruk lumpur bercampur sampah saat grebek lumpur di Kali Krukut, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta, Senin (7/3/2022). Dinas Sumber Daya Air Pemprov DKI melakukan kegiatan pengerukan atau pengurasan saluran air melalui kegiatan grebek lumpur guna memperluas daya tampung kali/sungai untuk menghadapi musim penghujan. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa).
Alat berat mengeruk lumpur bercampur sampah saat grebek lumpur di Kali Krukut, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta, Senin (7/3/2022). Dinas Sumber Daya Air Pemprov DKI melakukan kegiatan pengerukan atau pengurasan saluran air melalui kegiatan grebek lumpur guna memperluas daya tampung kali/sungai untuk menghadapi musim penghujan. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melaporkan progres proyek pengendalian banjir baru 10 persen. Padahal, akhir Maret ini harus segera selesai. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menilai, proyek ini cuma keren saat perencanaan, tapi buruk dalam pelaksanaan.

Namun, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berkilah, setiap program butuh perencanaan matang.

“Tidak bisa ujug-ujug cepat selesai. Program pengendalian banjir dilaksanakan setiap semester dan per kuartal,” kata Riza di Jakarta, akhir pekan lalu.

Baca juga : Lestari: Pendidikan Guru Penggerak Harus Berkelanjutan & Terukur

Politisi Partai Gerindra ini mengaku, semua program pengendalian banjir melalui perencanaan matang. Pembiayaan program ini bersumber dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 1,1 triliun.

“Dana yang masih tersedia Rp 371 miliar, dan bakal terus terserap untuk proyek infrastruktur,” ungkap Riza.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, pihaknya memiliki program pengendalian banjir. Yakni, 942 atau 9 polder, 4 waduk dan 2 kali.

Baca juga : Aturan Dilonggarkan, Trafik Penumpang Di Bandara AP I Meningkat 20 Persen

Menurut Anies, program 942 ini bagian dari rencana super prioritas Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta.

Program ini menelan anggaran Rp 1,1 triliun dari pinjaman Pemerintah Pusat melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021. Proyek ini harus selesai hingga akhir Maret 2022.

Program infrastruktur multiyears (2021-2022) ini menyebar di lima kota administrasi Jakarta. Menjadi bagian penting untuk meningkatan kapasitas sistem pengendalian banjir di Ibu Kota. Khususnya, di daerah-daerah rawan tergenang.

Baca juga : Perenang Keturunan Indonesia-Amerika, Bangga Bisa Bela Indonesia Di SEA Games 2022 Vietnam

Proyek ini terdiri dari sembilan polder. Yakni, di Muara Angke, Teluk Gong, Mangga Dua, Kelapa Gading, Pulomas, Marunda JGC, Green Garden, Kamal dan Pompa Tipala-Pompa Adhyaksa.

Kemudian, pembangunan empat waduk. Yakni, Waduk Pondok Ranggon, Embung Wirajasa, Waduk Brigief, Waduk Lebak Bulus.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.