Dark/Light Mode

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Di Dunia

Pabrik Dan Kendaraan Biang Kerok Polusi

Jumat, 8 Juli 2022 07:30 WIB
Pemandangan langit yang diselimuti kabut polusi di Kawasan Sudirman, Jakarta, Juni lalu. IQAir mencatat kualitas udara di Jakarta memburuk dalam beberapa pekan terakhir. (Foto: KHAIRIZAL ANWAR/RM).
Pemandangan langit yang diselimuti kabut polusi di Kawasan Sudirman, Jakarta, Juni lalu. IQAir mencatat kualitas udara di Jakarta memburuk dalam beberapa pekan terakhir. (Foto: KHAIRIZAL ANWAR/RM).

RM.id  Rakyat Merdeka - Untuk memperbaiki kualitas udara, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta didorong fokus mengendalikan empat penyumbang utama polusi. Di antaranya, emisi gas buang dari kendaraan dan pabrik.

Kualitas udara Jakarta pada Kamis (7/7) pukul 08.00 WIB menjadi yang terburuk di dunia berdasarkan situs pemantau kualitas udara global IQAir dengan indeks kualitas udara 202 atau sangat tidak sehat.

Epidemiolog sekaligus Peneliti Global Health Security dan Kesehatan Lingkungan Dicky Budiman mengatakan, memperbaiki kualitas udara rumit dan butuh waktu lama. Serta, memerlukan dana sangat besar.

Baca juga : Sah, Pengelolaan Bandara Kualanamu Diserahkan Ke Angkasa Pura Aviasi

Dia mencontohkan Beijing. Kota ini menghabiskan waktu 7 tahun dan anggaran sebesar Rp 5 triliun untuk memperbaiki kualitas udara.

“Dan, sekarang sudah mulai terlihat perbaikan udara di Beijing,” kata Dicky kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurut Dicky, dalam membuat suatu program perbaikan lingkungan, pemerintah harus mengidentifikasi masalah terlebih dahulu. Memetakan faktor yang menjadi penyebab terbesar masalah tersebut.

Baca juga : Polusi Jakarta Ancam Kesehatan Warga

Secara umum, dijelaskan Dicky, ada empat faktor yang menjadi masalah utama polusi. Pertama, yang bersifat bergerak seperti bahan bakar yang dihasilkan dari kendaraan seperti mobil, bus, truk, kereta, pesawat, dan kapal laut.

Kedua, yang sifatnya menetap seperti pembangkit listrik yang menghasilkan energi dengan diesel.

“Kan (diesel) ada polusinya. Dan fasilitas-fasilitas industri pabrik bukan hanya berkontribusi terhadap polusi udara, tapi juga air dan tanah,” ujarnya.

Baca juga : Bandara Bali Terima Tambahan 2 Penerbangan Internasional

Ketiga, daerah pertanian. Pertanian berkontribusi pada masalah udara karena pembakaran lahan. Dan keempat, aktivitas manusia di perkotaan.

“Banyak orang merokok, memasak dan lain sebagainya,” bebernya.

Faktor utama polusi di Jakarta, menurut Dicky, kendaraan bermotor. Disarankannya, Pemerintah perlu membatasi jumlah kendaraan. Selain itu, meminimalkan kontribusi penyumbang polusi lainnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.