Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pandemi Terkendali, Jakarta Makin Macet

Kampanye Pake Angkutan Publik Kudu Digenjot Lagi

Kamis, 29 September 2022 07:30 WIB
Sejumlah alat transportasi umum melintas di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (14/9/2022). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan 92 persen wilayah DKI Jakarta telah terjangkau kendaraan umum setelah adanya kebijakan integrasi transportasi sebagai upaya mengatasi masalah kemacetan Ibu Kota. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc).
Sejumlah alat transportasi umum melintas di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (14/9/2022). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan 92 persen wilayah DKI Jakarta telah terjangkau kendaraan umum setelah adanya kebijakan integrasi transportasi sebagai upaya mengatasi masalah kemacetan Ibu Kota. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kemacetan di Ibu Kota meningkat setelah pandemi Covid-19 terkendali. Hal ini terjadi dampak banyak masyarakat lebih memilih memakai kendaraan pribadi daripada angkutan umum.

Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Deerah (DPRD) Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menilai, kemacetan terjadi di hampir semua ruas jalan Ibu Kota.

“Kemacetan dan polusi meningkat setelah Covid-19 mereda,” kata Gilbert dalam keterangan tertulis, kemarin.

Anggota Fraksi PDIP ini menilai, narasi yang dibangun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bahwa transportasi berhasil dibenahi tak menunjukkan hasilnya.

Baca juga : Warga Pekalongan Girang Nggak Kebanjiran Lagi

Menurut dia, tolok ukur keberhasilan bukan sekadar pembangunan fisik. Melainkan mengubah paradigma di masyarakat agar mau berpindah menggunakan transportasi umum.

“Penambahan lajur, jumlah bus dan integrasi tarif belum menunjukkan hasil berupa transportasi lancar atau mengurangi kemacetan secara berarti,” tambahnya.

Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas mendorong kampanye menggunakan angkutan umum digenjot lagi.

Dia menilai, sarana dan prasarana angkutan umum di Jakarta sudah cukup baik. Dengan fasilitas dan layanan yang semakin baik, pengguna angkutan umum seharusnya naik dari sebelum pandemi Covid-19. Sebelum pandemi Covid-19, pengguna Transjakarta mencapai 1 juta dan KRL 1,1 juta per hari.

Baca juga : Badak Banteng Perjuangan Siap Nyeruduk Di Pilkada  

“Sekarang pengguna Transjakarta hanya 700 ribu, KRL juga sekitar 700 ribu. Nah selisih kekurangannya itu yang harus kita genjot,” paparnya.

Darmaningtyas yakin bila pengguna kendaraan pribadi beralih ke transportasi umum, kemacetan akan turun drastis.

Kepala Kepolisian Polda Metro Jaya (Kapolda) Inspektur Jenderal Polisi Fadil Imran mengingatkan agar tak menganggap enteng masalah kemacetan di Ibu Kota.

Dia minta anak buahnya bergerak cepat melakukan deteksi dini penyebab kemacetan di Ibu Kota serta mencari solusinya. Hal ini, tentu perlu berkoordinasi dengan pemangku kebijakan lain.

Baca juga : BP Jamsostek Jakarta Gambir Selipkan Kampanye Antikorupsi Di Kegiatan Sosialiasi

“Lakukan upaya screening dan analyzing guna mengetahui sumber masalahnya. Lakukan langkah konkret dengan mengedukasi menertibkan bekerja sama dengan instansi lainnya. Serta kita harus meningkatkan rasa sense of rensponsibility. Kuncinya adalah harus bergerak bersama,” katanya, Minggu (18/9).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.