Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jaga Papua, Polisi Kirim 300 Brimob

Kamis, 29 Agustus 2019 16:25 WIB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian (Foto: Istimewa)
Kapolri Jenderal Tito Karnavian (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Polri telah mengirim 300 anggota Brimob untuk menjaga keamanan di Deiyai, Paniai, dan Jayapura, Papua. Kapolri Jenderal Tito Karnavian berharap, pengiriman ini bisa menjaga kondisi Papua sehingga peristiwa serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.

Kapolri menyesalkan terjadinya aksi demonstrasi yang berakhir ricuh di Deiyai, Papua, Rabu (28/8). Sementara, saat ini juga terjadi aksi massa di Jayapura. "Peristiwa di Deiyai ini sehingga akhirnya ada rekan satu anggota TNI gugur, sangat kami sesalkan. Dia gugur saat sedang menjaga senjata yang disimpan dalam kendaraan, akhirnya dibacok dengan panah dan gugur. Senjatanya dirampas," kata Tito, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (29/8) seperti dikutip antaranews.com.

Dalam kericuhan itu, massa juga menyerang Polisi dan TNI lainnya sehingga lima polisi dan TNI terluka. Tito menduga bahwa penyerang bukanlah massa demonstran, namun kelompok asal Paniai yang menunggangi aksi demo.

Baca juga : Bantah Masuknya Polisi Perlemah KPK, Wakabareskrim: Itu Opini, Rumor! 

"Ini kelompok yang berasal dari Paniai. Rupanya mereka sembunyi di balik massa ini dan menyerang petugas," katanya.

Dalam peristiwa itu juga menewaskan seorang pelaku penyerangan, akibat terkena panah. Tito menegaskan kematian pelaku penyerangan tersebut, bukan karena Polisi dan TNI yang bertugas di lokasi.

"TNI dan Polri tidak pernah menggunakan panah. Panah ini berasal dari kelompok penyerang sendiri sehingga kami menduga dia meninggal karena terkena panah dari kelompoknya," katanya.

Baca juga : Jangan Mau Diadu Domba

Sebelumnya, pada Rabu (28/8) siang, terjadi unjuk rasa di halaman Kantor Bupati Deiyai. Awalnya unjuk rasa yang dilakukan 100 orang, berlangsung damai. Namun tak lama kemudian, tiba-tiba ada 1.000 orang membawa panah, tombak dan parang datang bergabung dengan para pendemo.

Kelompok ini melakukan tarian, melemparkan batu kepada aparat dan meneriakkan kata-kata provokasi. Kemudian massa menyerang salah seorang TNI yang bertugas. Aparat lainnya berusaha menghentikan penyerangan tersebut, namun tidak diindahkan. Massa malah melawan menggunakan senjata tajam dan batu terhadap TNI-Polri.

Akibat kejadian itu satu anggota TNI meninggal dunia, lima TNI-Polri luka terkena panah. Sementara korban meninggal dunia dari pihak massa ada dua orang, yakni satu orang karena luka tembak di kaki dan seorang terkena panah di perut. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.