Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Alun-Alun Indonesia GI Jadi Tempat Kopi Darat Para Perajut

Rabu, 4 September 2019 18:32 WIB
Ibu-ibu asyik merajut di Alun-Alun Indonesia Grand Indonesia. (Foto: Istimewa)
Ibu-ibu asyik merajut di Alun-Alun Indonesia Grand Indonesia. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rabu siang (4/9), puluhan Ibu-ibu paruh baya tampak santai duduk-duduk berkelompok di Alun Alun Indonesia, Grand Indonesia (GI), Jakarta Pusat. Sambil mengobrol, satu tangan menggenggam hakpen dan sebelahnya memegang benang warna-warni. Perlahan-lahan dengan terampilnya mereka merajut benang untuk menjadi berbagai kerajinan.

Gantungan di sebelah mereka dipajang berbagai hasil karya. Seperti tas yang bisa digunakan sebagai kantong belanja. Ada juga tas genggam dan sejumlah karya lainnya. Dari beberapa produk, tidak ada yang identik. Sebab, semuanya dikerjakan dengan tangan. Tanpa campur tangan mesin.

Senior Marketing Manager Alun Alun Indonesia, Nuryati Lagoda, mengatakan pihaknya berencana menjadikan Alun Alun Indonesia di Grand Indonesia sebagai wadah “kopi darat” berbagai komunitas perajut di Jakarta. “Hari ini menjadi awal dari niatan itu. Kegiatan ini bakal rutin dilakukan pada Rabu pertama setiap bulan,” katanya.

Baca juga : 2045, Indonesia Jadi Negara Maju

Di hari pertama ini terkumpul sekitar 35 penghobi. Rata-rata adalah kaum hawa. Usianya pun sudah relatif tua. 40-70 tahun. Sengaja dikumpulkan para penghobi rajut supaya kesenian ini tetap lestari. Seiring waktu seni rajut sudan mulai ditinggalkan. “Kami inginnya seni ini dikenal anak-anak muda. Generasi millenial,” harapnya.

Selain berkumpul, Alun Alun Indonesia juga mau menampung hasil rajutan. Karya itu bisa dipamerkan sekaligus dijual. Optimisme bakalan laku lantaran tempat itu sudah dikenal sebagai pusat kerajinan tangan berkualitas. Letaknya juga strategis di tengah kota.

Untuk upaya pelestarian, Nuryati mengatakan dalam waktu dekat akan bekerjasama dengan sekolah kejuruan. Supaya seni ini populer, para pelajar itu bakal diajak di Alun Alun Indonesia untuk pengenalan sekaligus pelatihan teknik dasar. Dia berharap usulan ini disambut baik pihak terkait, yakni Dinas Pendidikan Pemprov DKI Jakarta. Penghobi rajut, Ati, mengaku senang dengan kegiatan “Kopi Darat” ini.

Baca juga : Top, Naraajie Berhasil Singkirkan Pegolf Asal Brasil

Menurutnya, dihari pertama saja sudah banyak komunitas yang ikut bergabung. Langkah ini menjadi awalan yang bagus untuk melestarikan kesenian ini.  Dia mengatakan seni merajut murah meriah. Jadi siapapun bisa melakukannya. Yang dibutuhkan yakni minat yang tinggi serta kesabaran.

“Untuk bisa belajar teknik dasar cukup 5 jam. Dalam komunitas biasanya saling bertukar kepandaian,” kata Ati. 

Biaya untuk memulai hobi ini pun murah. Tidak sampai Rp 50 ribu rupiah. Cukup membeli Hakpen atau jarum rajut seharga Rp 25 ribu dan benang senilai Rp15 ribu. Namun, untuk bisa terampil memang dibutuhkan minat kuat dan kesabaran. Ditambahkannya, hasil karya merajut memiliki nilai yang tinggi. Karena keunikannya dan dibuat sepenuhnya dengan tangan. Hasil kerajinan tangan ini juga mulai mendapat tempat di retail modern dengan sebutan slow fashion. 

Baca juga : #NyalakanLagi Internet Di Papua Jadi Trending Topic, Menteri Rudiantara Cuek

Ati menegaskan karya yang dihasilkan tidak hanya tas, syal ataupun barang-barang yang dipakai. Tetapi juga bisa menjadi seni instalasi. Itulah yang digandrungi oleh Ati dalam komunitas Rajut Kejut. “Kalau Rajut Kejut ini karyanya dibuat pameran. Seni instalasi. Hasilnya bisa dilihat di instagram dengan akun rajutkejut,” tuturnya. 

Selain itu, pasca Pilpres 2019 lalu, komunitas Rajut Kejut juga membuat aksi jalanan. Yakni membuat spanduk dengan hasil rajutan bertulisan “Merajut Keragaman”. “Spanduk itu dibuat oleh anggota komunitas kami dari seluruh Indonesia. Masing-masing mengirimkan hasil rajutannya kemudian disatukan dan kita pamerkan saat Car Free Day,” tutupnya. [MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.