Dark/Light Mode

Duta Besar India Untuk Indonesia Pradeep Kumar Rawat

Tawarkan Beasiswa Kuliah Di Negeri Gangga

Senin, 18 Maret 2019 14:12 WIB
Dubes Pradeep Kumar Rawat (kanan) bersama Dirjen Riset Dikti Ali Ghufron Mukti (kedua kanan), pendiri Wadah Foundation Anie Hashim Djojohadikusumo (kedua kiri) dan istri Ali Ghufron, Nurul Hidayati Mukti membuka acara reuni alumni ITEC, di Jakarta. (Foto : Istimewa).
Dubes Pradeep Kumar Rawat (kanan) bersama Dirjen Riset Dikti Ali Ghufron Mukti (kedua kanan), pendiri Wadah Foundation Anie Hashim Djojohadikusumo (kedua kiri) dan istri Ali Ghufron, Nurul Hidayati Mukti membuka acara reuni alumni ITEC, di Jakarta. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Selama tujuh dekade menjalin kerja sama diplomatik, India-Indonesia telah menjalin banyak kerja sama, salah satunya di sektor pendidikan. Sejak pertengahan 60an, India membuka diri kepada dunia internasional dan mengundang para pemuda dari negara sahabat untuk belajar ke Negeri Gangga.

Total 12 ribu beasiswa dan pelatihan yang disebar ke berbagai negara. “Setiap tahunnya ada 150 kesempatan beasiswa yang ditawarkan ke Indonesia,” ujar Duta Besar India untuk Indonesia Pradeep Kumar Rawat saat menghadiri pertemuan alumni Kerja Sama Teknik dan Ekonomi India/ ITEC di Jakarta, Sabtu (16/3).

Dubes Rawat menekankan beasiswa ditawarkan bagi semua khalayak. Dari kota hingga desa. “Kami juga tawarkan beasiswa dan pelatihan kepada mereka yang berada di area terpencil dan kepada mereka yang sulit mendapat pendidikan,” jaminnya.

Baca juga : Kampus Bekali Mahasiswa Kuasai Teknologi Digital

Salah satu contohnya adalah pelatihan teknis kelistrikan yang diajarkan kepada sekelompok ibu-ibu di desa kecil di Nusa Tenggara.

“Mereka adalah ibu-ibu yang berasal dari desa terpencil dan tidak memiliki pendidikan tinggi. Namun kini mereka memiliki keahlian yang bermanfaat bagi mereka dan desa mereka,” papar Dubes Rawat.

Tawaran India untuk menampung mereka yang ingin belajar lewat program beasiswa dan pelatihan singkat (short course), menurut Rawat, adalah langkah yang diambil India setelah mereka merdeka.

Baca juga : Sajikan Kuliner Ramah Lingkungan

“Kami ingin membagi pengetahuan kami dan membuka pemahaman pihak luar kepada India. Begitu sebaliknya,” lanjutnya.

Untuk membuktikan ucapannya, Dubes Rawat mengajak para alumni yang pernah mendapat beasiswa lewat program ITEC, kerja sama teknis Kolombo (TCS) dan beasiswa dewan hubungan Budaya (ICCR) untuk berbagi pengalaman mereka.

Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemenristekdikti Ali Ghufron Mukti, yang turut hadir, mengatakan, pertukaran budaya dan pendidikan antara India-Indonesia sudah berlangsung sejak lama.

Baca juga : Ungkap Resep Jakarta-London Lengket Sampai 70 Tahun

“Jauh sejak ribuan tahun lalu. Saat kerajaan Sriwijaya membuat pusat pelatihan untuk murid-murid dari China yang ingin belajar ilmu Budha ke India. Mereka akan menjalani pelatihan di pusat pelatihan di Sriwijaya,” jelas Ali Ghufron.

Dia berharap pertukaran budaya dan ilmu pengetahuan antara India-Indonesia bisa terus dilaksanakan di kemudian hari. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.