Dark/Light Mode

Polusi Masih Tinggi, Pemprov DKI Klaim Kasus ISPA Di Jakarta Menurun

Rabu, 27 September 2023 11:03 WIB
Diungkap Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama. (Foto: Ist)
Diungkap Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pagi ini, Rabu (27/9) pukul 10.00 WIB, Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara di Jakarta kembali berada di atas angka 150. Tepatnya 157. Itu artinya, udara Jakarta masuk dalam kategori tidak sehat. Berada di zona merah. Situs IQAir pun menempatkan Jakarta di urutan ketiga kota besar di dunia dengan kualitas udara terburuk. 

Meski begitu, dalam beberapa hari belakangan, AQI Jakarta berada di bawah angka 150, berada di zona oranye. Kondisi ini tampaknya berpengaruh terhadap kesehatan warga. Terutama Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), penyakit yang umumnya disebabkan oleh buruknya kualitas udara.

Diungkap Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama, dalam 14 hari ini tren kasus ISPA, pneumonia, influenza like illness (ILI) di Jakarta mengalami penurunan.

Baca juga : Beyond Fresh, Solusi Atasi Polusi Jakarta

“Mulai terlihat sejak 14 September 2023. Hal ini dilakukan pengamatan bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui website Kemenkes RI yang datanya diinput setiap hari oleh seluruh puskesmas kecamatan, puskesmas kelurahan, dan RS di DKI Jakarta,” kata Ngabila, Rabu (27/9).

Ngabila bilang, data ISPA, ILI, pneumonia setiap hari dilaporkan seluruh puskesmas kecamatan dan kelurahan, sedangkan data pneumonia dilaporkan seluruh RS melalui sistem surveilans-dinkes.jakarta.go.id yang selanjutnya rekapitulasi laporan 194 RS dilaporkan harian oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta ke website Kemenkes RI.

“Ini adalah hasil kerja keras bersama. Pemerintah pusat dan daerah bersinergi terus untuk secara cepat menurunkan polusi udara, utamanya PM 2.5 yang membahayakan kesehatan. Kolaborasi pentahelix terlihat nyata dalam upaya cepat untuk membuat Jakarta Langit Biru,” ujarnya. 

Baca juga : Ibu Kota Pindah, Pemprov DKI Nggak Kendor Benahi Transportasi Publik

Dia menyebut, kebijakan work from home (WFH) atau kerja dari rumah cukup efektif untuk mengendalikan cepat kadar polusi udara yang akhirnya berpengaruh pada jumlah kasus ISPA dan pneumonia yang trennya menurun.

Dibeberkan Ngabila, jika dibandingkan dengan minggu kedua September, minggu 3 September kasus ISPA di Jakarta turun 7 persen. Sedangkan pneumonia turun 18 persen, dan ILI turun 29 persen.

Meski begitu, Ngabila mengimbau warga untuk tetap mencegah paparan polusi dengan sejumlah cara. Pertama, hindari keluar rumah, terutama kelompok rentan bayi balita ibu hamil dan pra lansia diatas 50 tahun. Kedua, pakai masker KN9 /KF94 di luar ruangan karena bisa menyaring polusi dengan efektif 95-100 persen. Ketigas, imunisasi rutin lengkap anak dan dianjurkan influenzae tambahan per tahun pada kelompok rentan.

Baca juga : Krisis Air Bersih, Pemprov DKI Kirim 5 Tangki Air Bersih Ke Kelurahan Pegadungan

Selain itu, terapkan pola hidup sehat CERDIK setiap hari: makan bergizi, cukup tidur dan olahraga rutin, tidak stress untuk menjaga imunitas baik. Dianjurkan menggunakan penyaring udara indoor/air purifier. Hirup uap air panas dan tetes minyak kayu putih/esensial untuk melegakan pernapasan. Suplemen vitamin C, D3 pengganti sinar matahari pagi, asam lemak omega. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :