Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Turun Rp 11.000, Harga Emas Dibanderol Rp 1.343.000 Per Gram
- Akhir Pekan, Rupiah Melemah Ke Rp 15.985 Per Dolar AS
- Indra Karya Jempolin Manfaat Bendungan Multifungsi Ameroro Di Sulteng
- Pertamina EP Pertahankan Kinerja Positif Keuangan Tahun Buku 2023
- PGN Saka Kantongi Perpanjangan Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas
Program Pelatihan Lapangan Kerja Kudu Efektif
Duh, 3,1 Juta Warga Usia Kerja Di Jakarta Nganggur
Jumat, 17 November 2023 07:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) memberikan stimulasi kepada dunia usaha untuk memperbanyak lapangan kerja baru. Dengan begitu, jumlah pengangguran berkurang.
Ketua Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta Bambang Kusumanto mengatakan, Jakarta menjadi kota nomor empat dengan jumlah pengangguran tertinggi di Indonesia. Padahal, sebagai pusat perekonomian nasional, Jakarta menjadi magnet warga luar untuk mengadu nasib.
Bambang mengajak eksekutif dan legislatif yang hadir dalam rapat itu lebih serius menanggapi permasalahan pengangguran ini.
Menurutnya, banyak warga yang menganggur berpotensi menimbulkan masalah sosial.
Baca juga : Relawan Ganjar Creasi Bantu Ciptakan Tenaga Kerja Terampil Di Malang
“Data BPS (Badan Pusat Statistik) Februari 2023, penduduk Jakarta yang berusia kerja ada 8,3 juta. Namun, hanya 5,2 juta yang termasuk di dalam angkatan kerja. Selebihnya, 3,1 juta dinyatakan tidak kerja atau tidak jelas,” ungkap Bambang saat menyampaikan interupsi ketika rapat paripurna di DPRD DKI Jakarta, Selasa (14/11/2023).
Menurut Bambang, dari 3,1 juta yang tidak kerja itu, sekitar 400 ribu masuk kategori pengangguran terbuka.
“Fenomena ini sangat memprihatinkan bagi Jakarta yang masih menyandang status sebagai Ibu Kota,” ujarnya.
Menurut Bambang, tingginya angka pengangguran tersebut karena kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang tidak lagi relevan dalam mengentaskan pengangguran. Terutama program Link and Match.
Baca juga : Jepang: Indonesia Mitra Penting Jaga Perdamaian
“Saya mohon Pak Pj Gubernur, itu dirombak saja. Pelatihan lapangan kerja kita sudah tidak kompatibel lagi, ketinggalan zaman,” pintanya.
Bambang bilang, Link and Match merupakan program Pemerintah yang diluncurkan sejak tahun 2019. Namun, program sektor pendidikan dengan lapangan pekerjaan ini masih belum dapat mengikuti era industri 5.0.
“Generasi milenial yang notabene 62 persen dari angkatan muda tadi nganggur. Mereka pakai handphone tapi nggak ngerti menguasai teknologi digital. Hanya dipakai untuk main TikTok,” ucapnya.
Ke depan, Bambang berharap Pemprov DKI memiliki program konkret dalam mengurangi angka pengangguran.
Baca juga : DPR dan Kemenparekraf Dukung Aksi Forum Jaga Budaya Jakarta
“Bukan hanya bikin kebijakan, bikin peraturan. Harus ada target kuantitatifnya,” katanya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya