Dark/Light Mode

SBY Ketemu Jokowi, Demokrat Kian Dekat Ke Istana

Jumat, 11 Oktober 2019 06:09 WIB
Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden ke-6 RI sekaligus Ketum Partai Demorkat, SBY, di Istana Merdeka, Kamis (10/10). (Foto : twitter@KSPgoid)
Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden ke-6 RI sekaligus Ketum Partai Demorkat, SBY, di Istana Merdeka, Kamis (10/10). (Foto : twitter@KSPgoid)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kemarin siang, Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden ke-6 RI sekaligus Ketum Partai Demorkat, SBY, di Istana Merdeka, Jakarta. Pertemuan SBY-Jokowi ini menghangatkan perbincangan politik menjelang pelantikan Presiden dan Wapres pada 20 Oktober nanti. Pertemuan ini dianggap sebagai tanda makin dekatnya Demokrat ke Istana.

SBY tiba di Kompleks Istana, sekitar pukul 2 siang. SBY tampil resmi dengan batik lengan panjang cokelat. Tiba di gerbang Istana, SBY kemudian diantar naik mobil golf menuju Istana Merdeka. Turun dari mobil, SBY melambaikan tangan, menyapa wartawan yang menunggu.

Setelah itu, dia masuk ke Ruang Garuda. Di sana, Jokowi yang mengenakan kemeja putih lengan panjang, langsung menyambut SBY. Menyalami, lalu cipika-cipiki. Momen tersebut langsung diabadikan para juru kamera dan juru foto. Mereka duduk di kursi. Berdampingan.

SBY dan Jokowi berbincang saling menyapa. Tak terdengar mereka bicara apa. Tak lama setelah itu, wartawan diminta keluar ruangan. Jokowi dan SBY melanjutkan pertemuan secara tertutup. Satu jam kemudian, Jokowi dan SBY keluar.

Baca juga : Berlangsung Hangat, Jokowi-SBY Bertemu di Istana Merdeka

Jokowi mengantarkan SBY sampai ke pintu depan Istana Merdeka. SBY langsung menuju mobil golf yang menunggu. SBY hanya melambaikan tangan, lalu meninggalkan lokasi. SBY tak memberikan keterangan ke wartawan. Jokowi lah yang membeberkan apa saja materi yang diobrolkannya dengan SBY.

Jokowi mengatakan, pertemuan dengan SBY adalah silaturahm iasa. Dia bilang, sudah janjian lama untuk bertemu. “Dan hari ini Alhamdulillah pas waktunya dan ketemu,” kata Jokowi. Membahas apa Pak? Mantan Gubernur DKI itu mengaku membahas banyak hal.

Masalah dalam negeri, masalah politik, juga membahas soal perkembangan ekonomi dunia, dan gejolak ekonomi global. “Termasuk masalah dunia yang menuju pada resesi. Bicara banyak,” paparnya.

Apakah membahas soal kemungkinan Demokrat bergabung dalam koalisi pemerintah? Jokowi mengangguk. Dia bilang, salah satu topik yang dibicarakan adalah situasi politik terkini. Termasuk kemungkinan menteri dari Demokdat di kabinet nanti. Hanya saja, perbincangan baru pada tahap penjajakan. “Kita bicara itu tapi belum sampai sebuah keputusan,” ujarnya.

Baca juga : Awas, Kelompok Separatis Mau Nyerang Ke Tembagapura

Dalam pertemuan itu, kata Jokowi, SBY juga memberikan banyak masukan terkait program pemerintahan. Saat disinggung tentang usulan nama menteri dari Demokrat, Jokowi mengatakan, pembicaraannya belum sejauh itu. “Belum sampai ke sana (pengusulan nama calon menteri),” tuntasnya.

Pengamat politik dari UIN Jakarta, Adi Prayitno, memaknai pertemuan Jokowi-SBY sebagai silaturahmi plus-plus. Artinya, dalam pertemuan itu memang keduanya membahas soal situasi kebangsaan dan negara. Soal ekonomi, politik, dan keamanan negara. Namun, tidak menutup kemungkinan keduanya juga membicarakan soal proses bergabungnya Demokrat ke barisan partai pendukung pemerintah.

Pertemuan itu juga pastinya membahas komposisi kabinet. Apalagi putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), selalu dikabarkan akan bergabung dalam kabinet nanti. “Tidak bisa menutup mata, semakin dekatnya waktu pelantikan semakin banyak yang berkepentingan agar bisa menjadi menteri,” kata Adi, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, tadi malam.

Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini, pertemuan itu juga menandakan bahwa Demokrat kian dekat ke Istana. Dia bilang, dari awal posisi Demokrat ini memang unik. Berada di barisan Prabowo saat Pilpres, namun begitu kritis ke Prabowo dan begitu responsif kepada pemerintah.

Baca juga : Hari Ini, Presiden Jokowi Terima PM Rutte di Istana Bogor

Bahkan, usai Pilpres usai, Demokrat menyatakan akan mendukung pemeintah tanpa syarat. Bagaimana kemungkinan Demokrat gabung? Menurut Adi, tergantung pada dua hal. Pertama, tergantung pertimbangan subyektif Jokowi. Kedua, tergantung dengan penerimaan partai koalisi Jokowi-Ma’ruf. Kalau partai pengusung banyak menolak, sulit juga bagi Demokrat untuk bergabung. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :