Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pemprov DKI Lelet Bebaskan Lahan, Normalisasi Ciliwung Tahun Ini Cuma 1,5 Km

Kamis, 2 Januari 2020 15:46 WIB
Ilustrasi Sungai Ciliwung. (Foto: Inside Jakarta)
Ilustrasi Sungai Ciliwung. (Foto: Inside Jakarta)

RM.id  Rakyat Merdeka - Normalisasi sungai Ciliwung tahun ini hanya sepanjang 1,5 kilometer (km) dan baru akan dilanjutkan pada 2022. Sebab, pengerjaan proyek ini bergantung kepada proses pembebasan lahan yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta. 

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane ( BBWSCC) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bambang Hidayah mengatakan, normalisasi dilakukan di Pejaten Timur, Jakarta Selatan. Lahan sepanjang 1,5 km yang akan dinormalisasi sudah dibebaskan Pemprov DKI Jakarta. 

Menurut dia, pihaknya dan Pemprov DKI memiliki kesepakatan soal normalisasi beberapa sungai di Jakarta. Dalam kesepakatan itu, Pemprov DKI bertugas membebaskan lahan untuk kebutuhan normalisasi yang akan dijalankan BBWSCC.

Dia menambahkan, kemungkinan normalisasi baru berlanjut pada 2021. Sebab, normalisasi baru bisa dikerjakan dua tahun setelah lahan dibebaskan. "Kalau (pembebasan lahan) dilakukan di 2020, berarti kami mengusulkannya (normalisasi) di 2022 kalau begitu. Tidak akan terkejar (pada 2021)," kata dia.

Baca juga : Menlu RI dan Menlu China Tahun Ini Bertemu 3 Kali

Bambang mencontohkan, rencana normalisasi Ciliwung sepanjang 1,5 km di Pejaten Timur tahun ini. Dia menyampaikan, lahan sepanjang 1,5 km itu dibebaskan Pemprov DKI pada 2018. Namun, aset hasil pembebasan lahan itu baru diserahkan kepada BBWSCC pada April 2019.

BBWSCC kemudian mengusulkan anggaran normalisasi Ciliwung dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2020. "Yang dibebaskan saat 2018, tahun anggaran 2018, baru April-Mei diserahkan ke kami, tahun ini. Jadi kami kan olah dulu, cek dulu ke lapangan, karena kami proses juga, harus memasukkan juga (ke APBN)," ucap Bambang.

Dia menambahkan, dari data BBWSCC, panjang Sungai Ciliwung di wilayah DKI Jakarta yang rencananya dilakukan normalisasi adalah 19,9 kilometer. Sementara rencana pembuatan tanggul mencapai 33,69 kilometer. "Kalau targetnya 33,69 kilometer [tanggul], tapi baru terealisasi 16,19 kilometer," ujar Bambang Hidayah.

Untuk rencana normalisasi Sungai Ciliwung tersebut lahan yang dibutuhkan di wilayah DKI Jakarta secara keseluruhan mencapai 46,47 hektare. Namun yang sudah dibebaskan baru 16,04 hektare.

Baca juga : Pemprov DKI Tak Bisa Larang TransJakarta Pakai Bus Zhongtong

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengungkapkan, kekecewaannya kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terkait normalisasi yang belum rampung di Sungai Ciliwung. Menurut Basuki, normalisasi Ciliwung baru terealisasi sepanjang 16 km dari total 33 km.

"Namun, mohon maaf Bapak Gubernur. Selama penyusuran kali Ciliwung ternyata sepanjang 33 km itu yang sudah dinormalisasi baru 16 km," kata Basuki.

Menurut Basuki, daerah di sekitar wilayah sungai yang sudah dinormalisasi terlihat tak tergenang banjir. Kondisi itu nampak berbeda dengan wilayah yang belum dinormalisasi.

"Di 16 km itu kita lihat Insya Allah aman dari luapan, tapi yang belum dinormalisasi tergenang," ungkap Basuki. Karena itu, PUPR bersama pihak terkait akan mengintensifkan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mempercepat normalisasi.

Baca juga : Kementan Kembangkan Kawasan Bawang Merah di Indonesia Timur

Sebelumnya, Alm Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNBP, melalui akun Twitternya pada Desember 2017 dan Februari 2018 mengatakan, tidak mungkin mengatasi banjir Jakarta tanpa normalisasi sungai. Kali Pulo perlu lebar 10-20 meter agar dapat mengalirkan debit banjir. “Saat ini 1-3 meter saja. Tanggul tak selamanya mengamankan banjir secara mutlak,” cuitnya.

Menurut Sutopo, normalisasi sungai perlu dilanjutkan jika ingin mengurqi banjir dibantaran Sungai Ciliwung. Bantaran sungai di daerah 

Srengseng Sawah, Rawajati, Kalibata, Pengadegan, Pejaten Timur, Kebun Baru, Bukit Duri, Balekambang, Cililitan, dan Bidara Cina perlu dinormalisasi. Lanjutkan. “Pelebaran, memperdalam, menata tebing Sungai Ciliwung di Kampung Pulo menyebabkan banjir cepat  surut,” katanya. [DIT]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.