Dark/Light Mode

Jelekin Jakarta, Banggakan Surabaya

Risma Mulai Berani Nyerang Anies Nih?

Sabtu, 18 Januari 2020 07:39 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Foto: Istimewa)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Bu Risma mulai berani jelek-jelekin Jakarta. Kata dia, kualitas udara di Jakarta buruk dan bikin orang asma. Berbeda dengan kualitas udara di Surabaya yang sejuk. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan belum memberikan komentar terkait serangan Risma ini.

Dalam beberapa kesempatan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kerap dibanding-bandingkan dengan Risma. Misalnya, ketika Jakarta dilanda banjir awal tahun lalu, Risma disebut lebih baik dalam mengelola kota. Jakarta banjir, Surabaya tidak.

Awal pekan lalu, topik serupa kembali memanas saat Surabaya dilanda banjir. Warganet menyebut Risma tak bisa mengelola Surabaya padahal sudah 10 tahun menjadi Wali Kota. Risma rupanya menyadari ada yang membanding-bandingkannya dengan Anies.

Saat menjadi pembicara di acara milenial kemarin, Risma pun membagikan pengalaman dan sejumlah prestasi yang sudah dicapai selama menjadi Wali Kota. Salah satu yang dipamerkannya adalah program peningkatan kualitas udara di Surabaya. Menurutnya, kualitas udara di Surabaya terus membaik kendati jumlah mobil selalu bertambah.

Berbeda dengan kualitas udara di Jakarta. Banyak orang Jakarta terkena asma karena kualitas udara yang buruk. Karena itu, kata dia, banyak warga Jakarta yang memutuskan pindah ke Surabaya. “Begitu ke Surabaya, mereka enggak sakit lagi,” kata Risma.

Baca juga : MUI Jakarta Galang Bantuan untuk Korban Banjir

Kenapa kualitas udara Surayaba lebih baik meski kendaraan bermotor terus bertambah. Risma mengaku sebisa mungkin tak pernah melarang warganya membeli mobil. Pasalnya membeli dan menggunakan kendaraan adalah hak warga.

Risma memastikan, kualitas udara di Surabaya semakin baik dari tahun ke tahun. Dari data yang dipaparkan nya, indeks kualitas udara di Kota Surabaya pada 2019 nilainya 90,30, sementara pada 2018 nilainya 90,27 dan pada 2017 nilainya 90,26.

“Setiap tahun semakin baik meskipun kendaraan kami semakin banyak. Warga Surabaya lebih sehat,” tuturnya.

Lalu bagaimana caranya? Risma bilang, caranya adalah dengan memanfaatkan lahan kosong di tengah kota untuk ditanami pepohonan. Makanya Surabaya sudah seperti hutan. Di tengah kota kaya hutan. “Karena selalu saya tambah terus karena mobilnya tambah terus,” jelas Risma.

“Semua pagar saya kasih pot, akhirnya serap polusi. Selain nambah taman, ruang hutan kota juga serap polusi,” paparnya.

Baca juga : Hari Ini, KA Bandara Sudah Bisa Beroperasi Lagi

Sekecil apapun lahan, Risma berusaha memanfaatkannya untuk ditanami pohon alih-alih instalasi lain seperti bebatuan. “(Bukan batu), ya pohon. Space ruang sekecil apapun saya berusaha itu ditanami supaya se rap polusi,” terangnya.

Dalam kesempatan itu, Risma juga berbagi cara mendeteksi tingginya polusi udara di Surabaya dengan cara manual. Dia mengaku, tak banyak memiliki alat pendeteksi polusi.

“Mudah sekali, kalau pohon sudah tumbuh batang pohonnya sudah hitam itu polusi sudah tinggi. Begitu daunnya kering, gak mekar, itu polusi sudah tinggi,” kata dia.

Dia pun membantah, pernyataan sejumlah pihak yang mengatakan bahwa jika pemerintah terlalu concern terhadap lingkungan, indeks ekonomi akan turun. “Salah, indeks properti di Surabaya tertinggi di In donesia karena lingkungan kita bagus,” tuturnya.

Pengamat politik dari UIN Jakarta, Adi Prayitno menilai, manuver Risma ini bagian dari ancang-ancang menghadapi Pilgub DKI Jakarta. Risma lagi memamerkan keberhasilan dalam mengelola kota. Caranya dengan membranding keberhasilannya kepada warga Jakarta.

Baca juga : Jakarta Banjir, Apa Kerja Anies?

Menurut dia, Risma memang berpeluang besar menantang Anies di Pilgub DKI 2022. “PDIP akan terus mecermati perkembangan politik. Melihat bagaimana elektabilitas Risma di Jakarta,” kata Adi, kemarin.

Adi memprediksi PDIP akan mendapat insentif positif jika mendorong Risma ke Pilgub DKI. Sebab, Risma dianggap sukses menata dan mengelola Surabaya. Adi menilai Risma relatif lebih aman dari serangan politik identitas seperti terjadi pada Pilgub DKI 2017. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.