Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pakar Epidemiologi UI

Pasien Baru Masih Tinggi DKI Jakarta Belum Aman

Minggu, 7 Juni 2020 06:23 WIB
LINTASI KAWASAN GANJIL-GENAP: Sejumlah kendaraan melintas di kawasan aturan ganjil-genap, 
Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, kemarin. Pemprov DKI Jakarta mengeluarkan Pergub nomor 
51 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Masa Transisi Menuju 
Masyarakat Sehat, Aman dan Produktif yang di dalamnya mengatur pembatasan kendaraan dengan 
rekayasa ganjil-genap untuk sepeda motor dan mobil.(Foto ANTARA/Sigid Kurniawan/hp)
LINTASI KAWASAN GANJIL-GENAP: Sejumlah kendaraan melintas di kawasan aturan ganjil-genap, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, kemarin. Pemprov DKI Jakarta mengeluarkan Pergub nomor 51 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Masa Transisi Menuju Masyarakat Sehat, Aman dan Produktif yang di dalamnya mengatur pembatasan kendaraan dengan rekayasa ganjil-genap untuk sepeda motor dan mobil.(Foto ANTARA/Sigid Kurniawan/hp)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta harus ekstra hati-hati menerapkan The New Normal. Sebab dari pergerakan angka pasien baru Covid-19 di Ibu Kota, belum bisa dikatakan aman. Jumlahnya masih tinggi meski telah mengalami penurunan.

Pandangan itu disampaikan Ketua Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunus Miko Wahyono. Menurutnya, Jakarta dapat disebut aman apabila jumlah penambahan kasus harian Covid-19 berada di bawah 100 orang selama satu pekan secara berturut-turut.

“Kalau Jakarta harusnya itu turunnya sampai di bawah 100 kasus. Jadi dalam seminggu itu harus di bawah 100, baru bisa dibilang aman. Kalau mau aman absolut, ya sebenarnya harus nol kasus,” tutur Miko dalam diskusi online di Jakarta, kemarin.

Dengan kondisi sekarang, lanjutnya, kehati-hatian sangat penting. Pemprov DKI Jakarta harus memilih waktu yang tepat kapan membuka fase The New Normal.

Baca juga : Hari Ini, Masjid Istiqlal Belum Gelar Jumatan

“Jadi kapan kita membuka The New Normal-nya, pandangan saya, ya kalau kasusnya dalam satu minggu ini sudah turun dalam posisi aman,” sambungnya.

Beda dengan Jakarta, Miko menilai, Kota Bogor sudah bisa menerapkan The New Normal. Alasannya, penambahan pasien positif Covid-19 di Bogor sudah berada di bawah 10 kasus.

“Kota Bogor yang paling aman, pernah nol kasus dalam satu minggu, kemudian naik lima atau di bawah 10,” jelasnya.

Miko mengungkapkan, dirinya menjadi bagian dalam tim ahli penanganan Covid-19 untuk Kota Bogor dan Kota Depok. Sehingga dalam pandangannya, jika penambahan kasus baru di kota tersebut masih di atas 10 orang, maka belum aman untuk diterapkan The New Normal.

Baca juga : DKI Jakarta Mulai Siuman

“Saya sarankan untuk dibuka bertahap. Jadi mulai dari paling aman, aktivitas pegawai negeri buka dulu,” ujarnya.

Untuk Kota Depok, Miko menyarankan menutup daerah dengan penambahan kasus yang tinggi. Pemkot Depok dapat memberlakukan Pembatasan Sosial Kampung Sehat (PSKS) untuk mengatasi masalah tersebut. Kemudian, Depok juga perlu melakukan survei di fasilitas umum seperti pasar, terminal dan stasiun. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi kasus serta melakukan serangkaian pencegahan.

Jangan biarkan tempat- tempat umum itu sebagai sumber penularan. “Sudah clear sekarang kasusnya, minggu ini menurun. Alhamdulillah, mungkin dalam waktu dekat bisa mulai dengan The New Normal,” imbuhnya.

Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta, Depok dan Bogor sedang melakukan masa transisi menuju fase The New Normal hingga satu bulan ke depan. Indikator angka reproduksi kasus Covid-19 Kota Bogor menunjukkan tren melandai 0,5.

Baca juga : Akademisi UI: Ekspor Pertanian Berpotensi Meningkat Tajam

Namun, hal itu belum dapat mengubah status tingkat kewaspadaan Covid-19 di Kota Bogor yang masih berada di level tiga atau masuk ke dalam kategori zona kuning. Dengan kata lain, fase normal baru belum dapat diterapkan dan disetujui Pemprov Jawa Barat. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.