Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Hari Pertama Dibuka 50 Persen Keran Ekonomi

Penumpang Membludak, Antrean KRL Satu Jam...

Selasa, 9 Juni 2020 06:49 WIB
Kondisi antrean penumpang KRL di Stasiun Bogor. Foto: Twitter @infobogor
Kondisi antrean penumpang KRL di Stasiun Bogor. Foto: Twitter @infobogor

RM.id  Rakyat Merdeka - Hari pertama dibuka 50 persen keran ekonomi seperti perkantoran, pergudangan, pertokoan, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan transportasi, sejumlah stasiun KRL Jabodetabek atau Commuter Line di daerah penyangga Jakarta penuh antrean penumpang.

Pasalnya, gerbong KRL hanya boleh diisi separuh kapasitas. Ini membuat antrean di luar peron mengular hingga ke jalan raya. 

Misalnya, di Stasiun Bogor. Ribuan penumpang KRL memenuhi stasiun. Pembatasan jumlah penumpang KRL di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi menuju kenormalan baru itu membuat penumpukan di luar peron stasiun. Antrean panjang mulai dari stasiun dibuka, sekitar pukul 05.00 WIB. 

Antrean panjang bahkan sampai ke Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Kapten Muslihat. Hingga sekitar pukul 07.00, antrean kian panjang hingga kawasan pintu masuk kendaraan yang hendak masuk area parkir Stasiun Bogor di Jalan Mayor Oking. 

Sebelum masuk peron, petugas bermasker menyortir penumpang dengan alat deteksi suhu. Yang boleh masuk hanya yang lolos cek suhu dan menyesuaikan jumlah kapasitas peron dan kereta. 

“Baru hari pertama, antreannya sampai pintu masuk parkir mobil. Panjang bener. Satu jam lebih untuk bisa masuk ke kereta,” cerita Kikim, warga Bogor yang mulai bekerja lagi di Jakarta Pusat. 

Kondisi serupa terjadi di Stasiun Bojong Gede. Antrean panjang mengular hingga ke luar area stasiun. Seorang penumpang mengaku, ini antrean terparah sejak PSBB diterapkan. Biasanya, lewat pukul 08.00 pagi kondisi sudah lengang. Namun, setelah PSBB dilonggarkan, kemarin, penumpang kian membludak. 

“Biasanya jam delapan pagi lewat sudah sepi. Ini masih banyak, padahal antreannya dari pagi. Di dalam gerbong KRL juga padat. Tapi masih ada jarak,” cerita Hamid yang biasa bolak-balik Jakarta-Bogor menggunakan KRL. 

Baca juga : Begini Jawaban Kang Emil Soal Pendidikan, Rumah Ibadah, Dan Nasib Mall Di Jabar

Penumpukan penumpang KRL terjadi juga di Stasiun Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Penumpang menunggu lebih satu jam untuk bisa naik ke gerbong. Antrean mengular sebelum masuk ke peron sejak pukul 05.30. Sebab, petugas membatasi hanya 60 orang yang bisa masuk kereta. 

Sebelum masuk ke stasiun, petugas berjaga mengecek suhu badan penumpang. Namun, di stasiun ini, jarak antrean pemeriksaan suhu cukup mepet. Soalnya, penumpang berebut ingin naik KRL duluan. Untungnya, di peron dan gerbong KRL, physical distancing nampak diterapkan. 

Sekitar pukul 06.50 WIB, kereta sudah tiba di Stasiun Tigaraksa. Kereta ini adalah KRL keberangkatan awal Stasiun Maja dengan tujuan Stasiun Tanah Abang. 

“Udah ngantre dari jam enam, baru berangkat jam tujuh pagi. Berarti besok harus lebih pagi lagi berangkatnya. Sebab, antrenya panjang,” aku seorang penumpang. Di 

Twitter, keluhan penumpang yang antre panjang juga terjadi di berbagai stasiun wilayah penyangga. Misalnya di Stasiun Lebak, Banten, antrean hingga ke jalan raya. 

“Antrean calon penumpang KRL dari stasiun kereta api sampai depan lampu merah Polsek Rangkasbitung. Diberlakukannya pembatasan penumpang per rangkaian kereta menjadi alasan antrean di sepanjang jalan RT Hardiwinangun tersebut,” kicau akun @infolebakbanten. 

Hal serupa terjadi di Stasiun Cikarang, Bekasi. Penumpang juga membludak saat dar pagi. 

“@Commuter Line jelas kalau ini sih terlambat, bukan karena kitanya yang telat ke kantor. Tapi kebijakannya yang belum bisa berjalan di Stasiun Cikarang. Akhirnya pulang lagi deh memang transportasi umum begini adanya baru hari pertama new normal ini padahal,” keluh @FaizahAisy. 

Baca juga : H+2 Lebaran, Polisi Putarbalikkan 9000 Kendaraan Yang Hendak Ke Jakarta

Menanggapi berbagai keluhan tersebut, akun resmi @CommuterLine menjawab. “Selamat Pagi. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya, untuk pembatasan jumlah penumpang di area peron stasiun dan dalam KRL tetap diberlakukan sebagai bentuk upaya mendukung physical distancing. Kami imbau tetap patuhi marka dan tanda yang ada di area stasiun maupun di dalam KRL,” kicaunya. 

Kereta Penuh 
Penumpukan penumpang bukan saja kemarin, tapi sejak Minggu (7/6). Sudah banyak warganet di Twitter yang mengeluhkan kepadatan ini. Seperti akun @shifacipao yang mengunggah video pengalamannya naik KRL yang penuh dan padat. 

“Penumpang KRL, baru weekend nih, belum besok Senin pada masuk. Gak ada social distancing. Aslinya lebih penuh nih di gerbong ini. Katanya diitungin per gerbong kok penuh banget? @CommuterLine,” tanyanya kepada akun resmi PT KCI senada dengan @eduward yang mengamini kondisi serupa. 

“Coba pas pulang kerja, boroboro ada petugas di dalam kereta, tuh penumpang pada bejubel semua. Katanya 60 orang per gerbong, nyatanya mah lebih.” 

Menanggapi keluhan pelanggan, akun resmi @CommuterLine berjanji akan melakukan evaluasi. 

“Terima kasih atas kritik dan saran yang disampaikan terkait pembatasan jumlah penumpang di KRL menjadi evaluasi kami dan kami sarankan apabila kereta sudah penuh untuk tidak memaksakan diri masuk ke dalam kereta. Silakan dapat menunggu kereta berikutnya,” kicaunya.

Lakukan Shifting 
Vice President Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba mengaku, telah memprediksi munculnya keluhan tentang suasana antrean di stasiun. 

Pihaknya menyesalkan perusahaan-perusahaan tidak menerapkan sistem shifting pada karyawannya. “Jalur Bogor headway sudah maksimal. Antrean sudah kami prediksi terjadi karena ada pembatasan masuk stasiun peron dan KRL untuk #JagaJarak baiknya memang kantor bisa memberlakukan shifting,” kata Anne. 

Baca juga : Cegah Penumpang Membludak, AP II Terapkan Sistem Antrean Baru di Bandara Soetta, Penumpang Pesawat Dibatasi

Menurutnya, antrean terjadi karena aturan jaga jarak aman dan batasan kapasitas di dalam kereta. Agar tidak tergesa-gesa dalam menggunakan KRL, pihaknya mengimbau para pengguna merencanakan perjalanan dengan cermat. 

Dijelaskannya, PT KCI selama ini tidak mengurangi jarak waktu antar kereta atau headway terutama pada jam-jam sibuk. 

Sebelumnya, untuk menghindari kepadatan, PT KCI menambah jam operasional KRL. Keberangkatan kereta pertama dari wilayah penyangga DKI Jakarta dijadwalkan pukul 04.00. Sedangkan keberangkatan kereta-kereta terakhir dari stasiun di wilayah DKI Jakarta adalah pada pukul 21.00 WIB. 

Sebelumnya, KRL beroperasi dari 06.00 sampai 18.00. Jumlah perjalanan KRL Jabodetabek dari yang sebelumnya 784 perjalanan per hari, menjadi 935 perjalanan.

Agar semakin banyak penumpang yang bisa terangkut, pihaknya memperpanjang rangkaian kereta menjadi 10 hingga 12 gerbong dalam satu rangkaian. Setiap harinya, akan ada 88 rangkaian KRL beroperasi melayani masyarakat. 

Untuk lintas Bogor, headway pada jam sibuk adalah 5 menit dengan 124 perjalanan KRL dan 126 perjalanan pada sore. 

Di lintas Bekasi, headway pada jam sibuk adalah 10-15 menit dengan 51 perjalanan di pagi dan 55 perjalanan pada sore. Sementara di lintas Rangkasbitung atau Serpong, headway pada jam sibuk adalah 10-15 menit dan 30 menit untuk kereta pemberangkatan maupun tujuan Rangkasbitung. 

Sedangkan di lintas Tangerang, headway pada jam sibuk adalah 18-20 menit, dengan 26 perjalanan pada pagi dan 31 perjalanan pada sore. [FAQ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.