Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Tetap Kuat, Rupiah Nggak Terpengaruh Aksi Demo Tolak UU Cipta Kerja
Jumat, 9 Oktober 2020 10:43 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Demo rusuh menentang UU Cipta Kerja kemarin, tampaknya tak mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini. Nilai tukar rupiah pagi ini, dibuka di level Rp 14.670 per dolar AS. Menguat 0,27 persen dibanding perdagangan kemarin, di level Rp 14.710 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia kompak menguat dari dolar AS. Yuan China mengalami penguatan tinggi di angka 0,99 persen. Disusul won Korea Selatan 0,31 persen, baht Thailand 0,21 persen, yen Jepang 0,17 persen, dolar Singapura 0,11 persen, peso Filipina 0,05 persen, dan ringgit Malaysia 0,04 persen.
Sekadar catatan, mata uang Garuda terus menguat dalam 7 hari terakhir. Hanya sekali melemah, yaitu pada 2 Oktober lalu.
Baca juga : Ini Pernyataan Sikap PBNU Soal Pengesahan UU Cipta Kerja
Dalam tujuh hari tersebut, apresiasi rupiah mencapai 1,08 persen. Sementara indeks dolar AS, sedikit berubah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, di level 93,60.
Indeks telah jatuh dari angka tertinggi dua bulan di posisi 94,75 pada 25 September. Namun, telah bertahan dalam kisaran ketat antara 93,33 dan 93,90 minggu ini.
Terhadap mata uang euro, rupiah menguat 0,13 persen di level Rp 17.245, terhadap yuan China melemah 0,09 persen di level Rp 2.181, dan terhadap poundsterling melemah 0,42 persen di level Rp 19.070.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, aksi demo Omnibus Law UU Cipta Kerja ini sepertinya tak banyak memberikan pengaruh terhadap pergerakan dolar AS dengan rupiah.
"Nggak pengaruh demonstrasi. Ini sudah komplikasi. Demonstrasi ini sudah jadi komplikasi pandemi Covid-19 di global di Indonesia, yang mengakibatkan sekolah ditutup, banyak karyawan yang kena PHK," kata Ibrahim dalam keterangan, Jumat (9/10).
Sentimen penguatan rupiah dari luar negeri, berasal dari kemenangan Demokrat, yang membuat stimulus fiskal baru yang lebih besar menjadi lebih mungkin terjadi. Ini akan melemahkan dolar AS.
Baca juga : Ngeri, 27 Peserta Demo Tolak UU Cipta Kerja Reaktif, 2 Positif Covid
"Secara keseluruhan, investor tampaknya lebih fokus pada peningkatan peluang kemenangan Biden, dan apa yang mungkin menyiratkan paket stimulus setelah pemilihan," jelas Ibrahim.
Sepanjang hari ini, rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS dengan isu eksternal ini. Potensi hari ini di kisaran Rp 14.650-14.800 per dolar AS. [DWI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya