Dark/Light Mode

Bisnis Anak Presiden (1)

Semalam Laku 200 Loyang, Omset Markobar Rp 30 Juta

Rabu, 28 November 2018 08:36 WIB
Markobar, bisnis kuliner andalan putra kedua Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. (Foto: Oktavian Surya Dewangga/Rakyat Merdeka)
Markobar, bisnis kuliner andalan putra kedua Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. (Foto: Oktavian Surya Dewangga/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sudah bukan rahasia lagi, dua putra Presiden Jokowi: Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep memilih jalur bisnis biasa-biasa saja. Tidak tergiur proyek pemerintah. Tapi, seperti apa nasib bisnisnya saat ini? Melejit, mandeg, atau mundur?  Berikut liputannya:

Salah satu bisnis yang ditekuni Gibran Rakabuming Raka adalah Markobar, singkatan dari Martabak Kotta Barat. Perusahaan kuliner yang menawarkan produk martabak premium ini dirintis Gibran sejak 2015. Awalnya, Gibran merintis usaha ini di Solo, kota kelahiran bapaknya. Tiga tahun jalan, usahanya beranak pinak. Hingga kini, Markobar sudah memiliki 37 cabang di seluruh Indonesia. Dari pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, hingga Sulawesi. Belum lagi, franchise alias waralabanya.

Gibran rupanya bertangan dingin. Jualan martabaknya laris manis. Outlet Markobar di Jakarta bisa menjual 200 loyang dan beromset Rp 30 juta dalam semalam. Di Jakarta, Markobar punya cabang di Ampera, Kelapa Gading, Bintaro, Pluit, Kedoya, Sunter, dan Pondok Indah. Satu-satunya yang menjadi Markobar Cafe adalah yang di cabang Bintaro. Letaknya di dalam pusat perbelanjaan Transmart. Sementara yang lain, hanya take away alias dibawa pulang.

Kemarin, Rakyat Merdeka menyambangi dua outlet Markobar di Jakarta. Satu di Jalan Ampera, Jakarta Selatan. Satu lagi di Cikini, Jakarta Pusat. Yang disebut kedua, merupakan cabang pertama Markobar di Jakarta. Tampilannya seperti kedai martabak pada umumnya. Sederhana.

Baca juga : Belum Ada Spanduk Capres Di Kantor PBB

Outlet dibangun menggunakan bekas kontainer. Di sebelah outlet itu, berdiri outlet Goola yang juga punya Gibran. Outlet itu diresmikan pada 16 September 2018. Goola menawarkan aneka minuman tradisional Indonesia seperti es doger, teh melati, gula asem, dan beras kencur. Di setiap outlet Markobar, ada satu orang yang disebut kapten. Dia yang bertanggung jawab atas outlet tersebut.

Kapten-kapten ini bertanggung jawab pada Kapten Kota, yang memegang tanggung jawab atas seluruh outlet di satu kota. Kapten Markobar Cikini Irfan Setyawan menyebut, outlet yang berdiri sejak 2015 ini cukup diminati pembeli. Khususnya, ketika awal-awal berdiri. Sehari, sedikitnya 150 hingga 200 loyang bisa terjual. "Omsetnya saat itu bisa sampai Rp 30 juta. Notanya lebih dari 100," ujar Irfan yang merupakan pindahan dari Markobar Solo itu.

Awal-awal dibuka, antrean pembeli mengular hingga ke jalanan di seberang RS PGI Cikini. Namun kini, jumlah itu menurun. Sehari, outlet ini hanya menghabiskan 50 loyang. Omsetnya, sekitar Rp 5 juta. Jika ramai, misalnya bulan Juli-Agustus, omsetnya bisa Rp 8 juta. "Sekarang menurun karena sudah banyak cabang," imbuh Irfan yang mengepalai enam pegawai di outlet itu.

Menu yang masih menjadi andalan adalah martabak dengan 8 topping. Martabak ini dihargai Rp 80 ribu untuk reguler, dan Rp 110 ribu untuk premium. "Yang premium masih jadi best seller. Paling dicari," ujarnya. Harganya mulai dari Rp 50 ribu, untuk 1 topping. Di tiap kota, harganya berbeda-beda. Varian rasa yang ditawarkan Markobar berdasarkan dari topping yang disajikan. Berapa pilihan topping di antaranya adalah toblerone putih dan hitam, cokelat ovomaltine, matcha, kitkat cokelat, silverqueen, redvelvet, nutella, oreo, ceres, keju, ceres keju, cadburry, van houten, ritter sport, millo choco bar, hersheys, dan delfi.

Baca juga : Riswan Effend, Kasudin Bina Marga Jakarta Barat : JPO Akan Ditinggikan Jadi 5,2 Meter

Menurut Irfan, selain ketika peresmian, Gibran beberapa kali datang ke outlet ini. Dia mengajak kawan-kawannya membeli martabak di situ. "Hebatnya, dia tetap membayar," ungkap Irfan. "Dia profesional. Sama kerjaan tegas, tetapi baik hati juga," imbuhnya.

Terpisah, Sultan yang menjadi Kapten Ampera, menyebut outlet kecil yang berdiri di halaman supermarket itu hanya mampu menjual 20 hingga 30 loyang per hari. "Omsetnya sekitar Rp 2 juta, sedikit," ungkapnya. Outlet Ampera ini sebelumnya berdiri di Kemang, dan baru pindah pada Februari lalu.

DI outlet ini, kebanyakan para pembeli memesan lewat jasa ojek online. Saat Rakyat Merdeka menyambangi outlet tersebut pada Selasa (27/11l malam, tampak tiga pengemudi ojek online sedang mengantre. "Ya karena memang di sini sistemnya take away," ujar Sultan yang hanya mengepalai satu karyawan.

Menurutnya, cabang yang paling ramai adalah di Cikini dan Bintaro. Di cabang-cabang lain, omsetnya relatif sama. Sultan bilang, hanya cabangnya di Jakarta yang belum didatangi dan diresmikan Gibran. Dia berharap Gibran mau datang. "Ya pasti ada harapan Mas Gibran datang, biar ramai. Tapi mungkin memang dia sibuk," selorohnya. Gibran terakhir memasak martabak saat menghadiri pembukaan outlet Markobar di Pondok Indah. Outlet "bontot" di Jakarta.

Baca juga : Tukang Ojek Ikut Bantu Warga Seberangi Jalan

Markobar bukan satu-satunya usaha yang dimiliki Gibran. Gibran yang saat ini menjabat Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APBJI) Kota Solo ini juga mengelola usaha lain. Di antaranya, katering Chilli Pari, produk jas hujan Tugas Negara Boss, dan produk aplikasi permainan Hompimpa Games. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.