Dark/Light Mode

Waspada Monkeypox, Virus yang Ditularkan Lewat Binatang

Rabu, 15 Mei 2019 10:38 WIB
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Anung Sugihantono menjadi pembicara di Peringatan Hari Malaria Sedunia 2019 di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar, Bali, Senin (13/5) lalu. (Foto: Istimewa).
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Anung Sugihantono menjadi pembicara di Peringatan Hari Malaria Sedunia 2019 di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar, Bali, Senin (13/5) lalu. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Masyarakat tidak perlu panik dengan adanya pemberitaan mengenai adanya penyakit Monkeypox yang kemungkinan dapat masuk ke Indonesia. Meski demikian, masyarakat diimbau untuk senantiasa waspada dan menjaga kebersihan.

“Sampai saat ini belum ditemukan kasus Monkeypox di Indonesia,” jelas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Anung Sugihantono, MKes di Jakarta, Rabu (15/5).

Baca juga : Makin Moncer, Ekspor Sarang Burung Walet ke China

Monkeypox adalah penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis). Penularan dapat terjadi melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada kulit atau mukosa dari binatang yang tertular virus.

Penularan pada manusia, menurut Anung, terjadi karena kontak dengan monyet, tikus gambia dan tupai, atau mengonsumsi daging binatang yang sudah terkontaminasi. Penyebab utama dari virus ini adalah rodent (tikus). Penularan dari manusia ke manusia sangat jarang.

Baca juga : Kerja Sama Indonesia-Arab Saudi Harus Ditingkatkan di Semua Bidang

Wilayah terjangkit Monkeypox secara global yaitu Afrika Tengah dan Barat (Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Nigeria, Ivory Coast, Liberia, Sierra Leone, Gabon and Sudan Selatan), tambahnya.

Pencegahan
Dirjen Anung menyatakan, Monkeypox dapat dicegah. Untuk itu ia mengimbau masyarakat untuk Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan dengan sabun; Menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi pajanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik; Menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi; Menghindari kontak dengan hewan liar atau mengkonsumsi daging yang diburu dari hewan liar (bush meat); Pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit Monkeypox agar segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala-gejala demam tinggi yang mendadak, pembesaran kelenjar getah bening dan ruam kulit, dalam waktu kurang dari 3 minggu setelah kepulangan, serta menginformasikan kepada petugas kesehatan tentang riwayat perjalanannya.

Baca juga : YLKI: Waspada Bahan Pangan Tak Sehat Selama Ramadhan

Kepada petugas kesehatan, Dirjen Anung mengingatkan agar menggunakan alat pelindung, minimal sarung tangan dan masker saat menangani pasien atau binatang yang sakit.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.