Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Indonesia Jadi Tuan Rumah Pertemuan Tingkat Menteri Bahas Anti-Mikroba

Rabu, 22 Mei 2019 13:10 WIB
Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes Tri Hesty Widyastoeti (Foto: Istimewa)
Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes Tri Hesty Widyastoeti (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertemuan Tingkat Menteri membahas Resistensi Anti-Mikroba (AMR) akan dilaksanakan pada pertengahan Juni mendatang. Belanda akan menjadi tuan rumah, sementara Indonesia akan menjadi co-chair. Ini merupakan pertemuan penting sebagai upaya pengendalian AMR di tingkat global. Terkait persiapan acara ini, Menkes RI dan Menkes Belanda melakukan bilateral meeting di sela acara WHA ke 72 di Jenewa, Senin (20/5).

Posisi Indonesia cukup penting sehingga menjadi co-chair pada pertemuan ini. Jumlah penduduk Indonesia yang besar dan mobilisasi yang tinggi dapat menjadi penyumbang AMR di dunia bila tidak dikendalikan sejak awal.

Baca juga : Inalum Bidik Pembuat Material Baterai Terbesar di Dunia

“Kita tentu tidak mau menjadi penyumbang AMR di dunia. Oleh karenanya perlu pengendalian AMR di masyarakat dan di fasilitas kesehatan,” kata Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Tri Hesty Widyastoeti, dalam keterangan tertulis, Rabu (22/5).

Tri Hesti menambahkan bahwa Indonesia sudah punya nasional action plan one health approach. Namun demikian perlu koordinasi lebih lanjut antar lintas sektor untuk mengendalikan AMR karena resistensi anti-mikroba bukan hanya pada manusia, tetapi juga pada hewan dan lingkungan.

Baca juga : Kerja Sama Indonesia-Arab Saudi Harus Ditingkatkan di Semua Bidang

Hesty berharap, MoU Indonesia dengan Belanda yang salah satu poinnya adalah peningkatan kapasitas Indonesia untuk system laboratorium, dapat dilaksanakan. Belanda sudah baik dalam pengendalian AMR. Belanda juga adalah negara yang menggagas Global AMR Surveilans System (GLASS) yang menghubungkan seluruh negara di dunia yang bila ada kasus resisten anti-biotik di suatu negara maka harus dilaporkan. Sehingga negara lain waspada.

“Kita harapkan ada capacity building dari pemerintah Belanda membantu kita dalam hal laboratorium,” kata Tri Hesty.

Baca juga : Kehadiran Amran di G20 AMM Jepang "Diburu" Menteri-menteri Negara Maju

Bijak Gunakan Antibiotik Kementerian Kesehatan tak henti mensosialisasikan bahayanya AMR agar masyarakat dan tenaga kesehatan bijak menggunakan antibiotik. Ia mengungkapkan bahwa masih banyak masyarakat yang menyimpan antibiotik di rumah, dan membeli tanpa resep. Padahal menurutnya, masyarakat tidak boleh menyimpan antibiotik di rumah apalagi membagikan ke tetangga. “Bila ada antibiotik yang tidak habis diminum, harus dibuang dengan benar,” tegasnya.

Sementara di fasilitas kesehatan juga terus ditingkatkan kapasitasnya, baik kapasitas petugas maupun kapasitas di fasilitas kesehatan. Saat ini belum semua RS memiliki surveilans AMR. “Ini yang harus kita bangun,” tegas Tri Hesty. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.