Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Prof Tjandra: Banyak Hal Yang Masih Diteliti, Jangan Remehkan Varian Omicron

Kamis, 23 Desember 2021 17:12 WIB
Direktu Pascasarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Dok. Pribadi)
Direktu Pascasarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Dok. Pribadi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, masih banyak yang harus diteliti dari varian anyar virus Corona, yakni Omicron.

Ada enam dampak yang menjadi perhatian dari varian itu. Keenamnya yakni, tingkat penularan, tingkat keparahan, kemungkinan infeksi berulang, dampak terhadap tes diagnostik PCR dan sebagainya, dampak luar vaksin, serta dampak terhadap obat-obatan.

Soal penularan, Tjandra menyebut, varian ini memang lebih cepat menular ketimbang varian Delta, yang jadi biang kerok lonjakan kasus Tanah Air pada Juli lalu.

"Jadi kan kita tahu, dia (Omicron) baru mulai (ditemukan) 26 November 2021, dia menyebar cepat ke berbagai negara di dunia. Kasusnya juga makin lama makin meningkat. Jadi menunjukkan bahwa memang penularannya lebih lebih cepat," jelasnya, dalam kanal TV Yarsi, Rabu (22/12).

Baca juga : BPIP Ajak Warga Tingkatkan Solidaritas Tangani Virus Omicorn

Bukti lain, M, orang pertama di Indonesia yang terkonfirmasi positif Omicron, tertular di Wisma Atlet, yang seharusnya lebih terjaga ketimbang tempat umum.

"Wisma Atlet mestinya terjaga dong, orang pakai prokes (protokol kesehatan) dengan baik semua. Tapi toh bisa tertular. Ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa memang nampaknya Omicron lebih mudah menular," beber Tjandra.

Tapi saat ini belum diketahui pasti, seberapa cepat tingkat penularan Omicron. Ada yang bilang penularannya tiga, lima, bahkan hingga 10 kali lebih cepat ketimbang varian Delta. "Buktinya belum sepenuhnya lengkap, tapi memang lebih cepat menular," ucapnya.

Soal tingkat keparahan, Tjandra mengingatkan agar tak menganggap remeh varian Omicron ini. Meski relatif hanya bergejala ringan, tapi bukan berarti varian ini tidak bisa menyebabkan kematian. Apalagi, saat ini, kebanyakan, yang terinfeksi adalah orang berusia muda, yang daya tahan tubuhnya relatif kuat.

Baca juga : Jangan Sampai Lansia Jadi Tumbal Omicron

"Tidak tahu kalau nanti yang kena sudah orang tua, lansia, apalagi komorbid. Bukan tidak mungkin situasinya berubah," ingat mantan Direktur World Health Organization (WHO) Asia Tenggara ini.

Diingatkannya juga, meski dilaporkan gejalanya ringan, pasien Omicron yang meninggal, dilaporkan meningkat di Inggris, Amerika Serikat, dan Israel.

"Jadi kita tidak bisa bilang bahwa ini (Omicron) akan ringan semuanya. Kita tunggulah sampai beberapa waktu untuk tahu bahwa ini berapa besar ringan berapa besar berat. Sehingga kesimpulan bisa diambil secara lebih jelas," tutur Prof Tjandra.

Omicron juga tak menunjukkan gejala spesifik. Gejalanya, hampir sama seperti varian lain. Gejala utamanya, gangguan di saluran pernapasan. Dan belakangan, kata dia, sudah ada keluhan gangguan di saluran cerna. Karena itu, butuh pemeriksaan untuk memastikannya.

Baca juga : Begini Cara DKI Tangkal Penyebaran Varian Omicron

"Belum ada gejala-gejala yang pasti mengatakan bahwa ini Omicron atau tidak. Harus dilakukan pemeriksaan untuk tahu pastinya sebenarnya," tuturnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.