Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Presiden Minta Stop Impor Obat Hingga Alat Kesehatan

Senin, 27 Desember 2021 22:04 WIB
Presiden Jokowi melakukan groundbreaking RS Internasional Bali, Senin (27/12) pagi. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)
Presiden Jokowi melakukan groundbreaking RS Internasional Bali, Senin (27/12) pagi. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menghentikan impor alat kesehatan, obat-obatan, maupun bahan baku obat. 

“Kita harus berhenti untuk mengimpor barang-barang itu lagi dan kita produksi sendiri di negara kita,” kata Presiden dalam sambutannya saat melakukan groundbreaking Rumah Sakit (RS) Internasional Bali yang terletak di Kawasan Wisata Sanur, Kota Denpasar, Provinsi Bali, pada Senin (27/12).

Untuk menekan impor bahan baku obat, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, bahwa pihaknya akan memfokuskan BUMN Indofarma untuk pengembangan industri herbal untuk obat-obatan.

Baca juga : Jokowi Minta Stop Impor Obat, Indofarma Siap Kembangkan Industri Obat Herbal

“Industri herbal sendiri kita punya kekuatan, memang kita mempunyai alam dan punya kultur mengenai industri herbal ini. Karena itu, Indofarma kita akan fokus pengembangan industri herbal pengobatan,” ujar Erick dalam laporannya.

Sementara BUMN Kimia Farma, tetap akan fokus dalam penyediaan obat-obatan generik untuk memberikan akses obat yang terjangkau bagi masyarakat. Produksi obat-obatan ini juga akan didorong untuk menggunakan bahan baku dalam negeri.

“Ini kalau digabungkan kita berharap ke depan, empat tahun ke depan kita bisa menekan impor bahan baku obat sampai 75 persen. Jadi yang 95 turun 20 persen,” ujarnya.

Baca juga : Presiden Ajak Komponen Bangsa Bela Negara

Lebih lanjut, Menteri BUMN mengungkapkan, bahwa saat ini pihaknya telah mengonsolidasikan klaster kesehatan BUMN. Ini merupakan bagian dari pembentukan ekosistem guna memperkuat ketahanan dan kemandirian kesehatan.

“Kita tahu, ekosistem ini menjadi kunci. Kalau kita berdiri sendiri-sendiri akhirnya tentu kita tidak punya kekuatan yang terpadu untuk menahan gelombang yang terjadi ke depannya,” ujarnya.

Kementerian BUMN telah berhasil menggabungkan Bio Farma sebagai perusahaan induk atau holding company yang membawahi Kimia Farma, Indofarma, dan sejumlah rumah sakit BUMN yang berada di bawah Indonesia Healthcare Corporation (IHC). Secara bisnis, ujar Erick, Bio Farma diharapkan dapat membuka peluang-peluang baru dalam industri kesehatan seperti vaksinasi.

Baca juga : Kala Pandemi, Wavin Catatkan Pertumbuhan Hingga 70 Persen

“Kita coba sekarang bekerja sama dengan berbagai pihak, apakah mengembangkan vaksin mRNA atau protein rekombinan yang hari ini memang masih terus kita jajaki,” ujarnya.

Menteri BUMN mengungkapkan, vaksin produksi Bio Farma telah mulai diuji klinis pada 13 Desember lalu. Dengan dimulainya tahapan uji klinis ini, Erick berharap Indonesia dapat segera memproduksi vaksin secara mandiri.

“Kita harapkan dengan uji klinis ini ke-1, lalu ke-2, dan ke-3, kita juga bisa menekan impor vaksin di tahun depan. Kita siap memproduksi 77 juta (vaksin) untuk langkah awal yang bisa mulai insyaallah di bulan Juli,” pungkasnya. [MFA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.