Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Vaksin mRNA Bahaya Untuk Anak-anak, Bener Nggak Sih?

Rabu, 29 Desember 2021 09:40 WIB
Ilustrasi vaksin berbasis mRNA (Foto: Net)
Ilustrasi vaksin berbasis mRNA (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Belakangan, viral video pernyataan ahli imunologi dan virologi Robert Malone yang mengaku sebagai penemu vaksin berbasis mRNA di Amerika Serikat (AS). Disebutkan pula, vaksin mRNA bahaya untuk anak-anak dengan tiga alasan. Benarkah?

Terkait hal ini, kandidat PhD dari Kobe University dr. Adam Prabata memberikan sejumlah penjelasan untuk meluruskan informasi tersebut. Pertama, dr. Robert Malone memang terlibat dalam beberapa penelitian vaksin mRNA dalam 5-10 tahun terakhir. Namun, dia bukanlah penemu vaksin mRNA. 

"Robert Malone bahkan sudah disuntik vaksin Covid mRNA lengkap," kata dr. Adam melalui akun Instagramnya.

Adam menambahkan, dalam video tersebut, Robert Malone juga tidak menunjukkan alasan perbedaan pemberian vaksin mRNA pada anak dan dewasa. Apalagi, vaksin mRNA sudah diuji klinis dengan profil efektivitas dan keamanan yang baik.

Baca juga : Ganjar Siapkan Mobil Vaksin Untuk Anak Jalanan

Berikut penjelasan dr. Adam terkait informasi keliru soal vaksin mRNA tersebut:

Apakah benar vaksin mRNA mengandung gen virus yang akan disuntikkan ke dalam sel?

Fakta: Bukan gen virus yang disuntikkan ke dalam sel, tapi suatu instruksi genetik "tiruan" yg membuat protein spike virus, yang akan melatih sistem imun untuk mengenali dan membentuk kekebalan.

Setelah kekebalan terbentuk, instruksi genetik dan protein yang dihasilkan akan cepat dimetabolisme tubuh dalam beberapa hari.

Baca juga : Ketua KIPI: Ngawur!

Apakah benar gen yang disuntikkan oleh vaksin akan membuat tubuh anak menghasilkan protein spike yang beracun dan bisa merusak organ tubuh?

Fakta: Tidak ada bukti ilmiah tentang ini. Protein spike yang dibentuk oleh tubuh hanya ada di dalam sel setempat dan tidak "berenang" bebas di dalam tubuh.

Protein ini juga sudah dimodifikasi, sehingga tidak bisa berinteraksi atau masuk ke dalam sel lain, di samping cepat dimetabolisme tubuh.

Benarkah teknologi vaksin ini belum cukup diuji dan dibutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk melihat risikonya?

Baca juga : Kenaikan Harga DMO Batu Bara Terlalu Untungkan Pengusaha

Fakta: Untuk melihat efek samping yang paling jarang sekalipun dari vaksin, tidak perlu waktu bertahun-tahun. Cukup dalam beberapa minggu, apalagi dengan jumlah dosis suntikan yang sudah bermiliar-miliar dosis.

Teknologi vaksin mRNA sudah dikembangkan melalui uji klinis untuk beberapa penyakit dalam beberapa dekade terakhir. Miisalnya pada HIV, Rabies, Zika, dan Influenza. Profil keamanannya pun terbukti baik.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.