Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kepengurusan Diwarnai Wajah Politisi, Pengamat: Tanda PBNU Semakin Inklusif

Rabu, 12 Januari 2022 22:35 WIB
Pengamat politik Septa Dinata/Ist
Pengamat politik Septa Dinata/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) resmi mengeluarkan daftar jajaran kepengurusan lengkap periode 2022-2027 melalui konferensi pers, Rabu (12/1). 

Salah satu yang menarik perhatian adalah banyaknya wajah politisi yang muncul dalam daftar tersebut. 

Pengamat politik Universitas Paramadina Septa Dinata melihat, ini konsisten dengan dengan pendirian KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya, untuk menjadikan NU rumah bagi semua.

Baca juga : Kementan Pertegas Langkah Strategis Penguatan Kesehatan Hewan Nasional

“Sepintas memang bertolak belakang dengan misi Gus Yahya untuk menjaga NU dari politik praktis. Tapi jika dilihat lebih jauh, ini bagian dari strategi agar NU tidak lagi dikooptasi oleh PKB,” ujar Septa.

Septa menilai, strategi ini sangat cerdas. Dengan mengakomodir politisi dari berbagai macam warna bendera, membuat kekuatan NU lebih besar.

“Strategi ini akan membuat kekuatan NU tersebar di mana-mana. Di sisi lain juga tidak realistis bagi NU untuk tidak mengakomodir politisi di kepengurusannya,” terang Septa.

Baca juga : KSP: Pemangkasan Durasi Karantina Sudah Pertimbangkan Tinjauan Medis

Menurut Septa, NU lebih tepat menjadi kekuatan inklusif ketimbang eksklusif. Jika menjadi kekuatan eksklusif, NU justru menjadi kecil.

“NU lebih tepat menjadi kekuatan inklusif seperti garam yang ada rasanya tapi nggak kelihatan dan menggarami semua aspek politik. Jika dipaksa menjadi kekuatan ekslusif, NU menjadi kecil. Ya jadinya sebanyak suara PKB itu. Ibarat raksasa besar yang selama ini dipaksa pakai baju kecil, yaitu PKB. Pasti akan robek,” jelas Septa.

Namun, menurut Septa, yang perlu menjadi catatan adalah posisi sekretaris jenderal yang diisi oleh Saifullah Yusuf yang merupakan kepala daerah aktif.

Baca juga : Teken Perjanjian Kerja Sama, KPK-JakLingko Sepakati Penguatan Pemberantasan Korupsi

“Gus Ipul itu kan wali kota. Aktivitasnya banyak di daerah. Ini mesti diantisipsi,” ujarnya. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.