Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

BMKG Soal Gempa Banten 6,6 M

Ancaman Sesungguhnya Di Selat Sunda Itu, 8,7 M

Minggu, 16 Januari 2022 07:45 WIB
Petugas sekolah melihat kondisi ruang kelas yang rusak akibat gempa di SDN Kerta Mukti, Sumur, Pandeglang, Banten, Sabtu (15/1/2021). (Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas)
Petugas sekolah melihat kondisi ruang kelas yang rusak akibat gempa di SDN Kerta Mukti, Sumur, Pandeglang, Banten, Sabtu (15/1/2021). (Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pasca gempa Banten dengan kekuatan 6,6 magnitudo, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kasih warning serius. Kata lembaga pemantau gempa ini, ada ancaman gempa besar di Selat Sunda. Kekuatannya sekitar 8,7 magnitudo. Semoga tak sampai kejadian ya. Amin.

Soal ancaman gempa besar itu diungkap Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, kemarin. Dia mewanti-wanti masyarakat Banten dan sekitarnya, agar lebih waspada. Karena diprediksi, ada potensi gempa besar dari patahan megathrust di Selat Sunda.

Baca juga : Gal Gadot Ingin Melahirkan Seminggu Sekali

“Gempa Ujung Kulon kemarin sebenarnya bukan ancaman sesungguhnya, karena segmen megathrust Selat Sunda mampu memicu gempa dengan magnitudo tertarget mencapai 8,7. Dan ini dapat terjadi sewaktu-waktu,” ujar Daryono.

Diakuinya, sampai saat ini belum ada rumus atau teknologi yang mampu memprediksi dengan tepat kapan gempa itu terjadi. Sehingga, masyarakat harus bersiap dengan berbagai dampak yang akan terjadi. Mengingat, patahan megathrust melintang di selatan Pulau Jawa, termasuk dari pantai barat Sumatera sampai ke Nusa Tenggara Timur.

Baca juga : Chico Kalahkan Rekannya Di Pelatnas

Bukan maksud menakut-nakuti, atau bikin masyarakat panik. Namun, ancaman ini harus benar-benar diantisipasi. Pasalnya, sudah lama di Selat Sunda.

“Inilah ancaman yang sesungguhnya. Kapan saja dapat terjadi. Karena Selat Sunda ini merupakan salah satu zona seismic gap di Indonesia yang selama ratusan tahun belum terjadi gempa besar,” ujarnya.

Baca juga : Surutnya Telat, Ributnya Cepat

Menurut dia, Selat Sunda berada di antara dua lokasi gempa besar yang merusak dan memicu tsunami. Yakni, gempa Pangandaran magnitudo 7,7 pada 2006 dan gempa Bengkulu magnitudo 8,5 pada 2007.

Untuk diketahui, Selat Sunda memang sering menjadi lokasi gempa dan tsunami. Tsunami Selat Sunda akibat gempa terjadi pada tahun 1722, 1852, dan 1958. Tsunami terjadi pada tahun 416, 1883, 1928, dan 2018 berkaitan dengan erupsi Gunung Krakatau. Sedangkan tsunami pada 1851, 1883, dan 1889 dipicu aktivitas longsoran.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.