Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Gendong Bocah Ajaib Dari NTT, YouTuber Jerome Polin Happy
- Kepercayaan Publik Bisa Tergerus, Pakar Minta KY Gerak Cepat Respons Putusan Lepas Terdakwa KSP Indosurya
- Wamen ATR/BPN Serahkan Sertipikat Tanah Milik TK Aisyiyah Di Kudus
- KPK Sebut Rekening Pedagang Burung Yang Diblokir Sudah Dibuka
- Mantan Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar Jadi Tersangka

RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah diminta untuk meninjau ulang korvet hibah dari Korea Selatan yang sudah berusia 40 tahun. Selain usianya yang sudah uzur, biaya perawatan 3 korvet itu juga bakal mahal. Bahkan bisa menyamai harga korvet yang baru.
Pengamat militer dan pertahanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) mengatakan, jika tetap memaksakan menerima 3 korvet usang itu bahaya juga akan mengancam para prajurit yang nantinya menggunakan korvet tersebut.
"Sebenarnya hibah kapal dari Korea itu menurut saya bukan kabar yang sepenuhnya menggembirakan," ujarnya, di Jakarta, Senin (31/1).
Berita Terkait : KPK Kawal Komitmen Pemda Selamatkan Danau Singkarak
Fahmi menilai, walaupun saat ini Indonesia sedang berupaya meningkatkan kekuatan di laut, namun kehadiran 3 korvet hibah tersebut justru berpotensi membebani.
Karena bagaimana pun, 3 korvet usianya sudah di atas 30 tahun. Tentu butuh effort yang lebih besar untuk memelihara kemampuan dan merawatnya.
"Padahal seperti diketahui, DPR baru saja menyetujui penghapusan 2 KRI yang sudah berusia 40 tahun dan segera menyusul sekitar 20 kapal lain. Begitu pula Menhan, berulangkali juga mengatakan tidak ingin membeli kapal bekas," tegasnya.
Berita Terkait : Jose Mourinho, Dapat Kejutan Di Milad Ke-59
Fahmi mengakui, hibah memang bukanlah pembelian. Tapi tetap saja pengoperasian dan pemeliharaan kelaikan 3 korvet itu akan berbiaya tinggi. Lagipula, pengoperasian kapal berusia di atas 30 tahun tentu meningkatkan risiko kegagalan atau kecelakaan bagi yang menggunakannya. "Kita berharap tragedi Nanggala menjadi pelajaran berharga," katanya.
Anggota Komisi I DPR Rizki Aulia Rahman Natakusumah juga meminta rencana Indonesia menerima hibah tiga kapal korvet dari Korea Selatan maupun negara lain ditinjau ulang.
Meskipun alutsista itu diperoleh cuma-cuma namun dinilai tak memperkuat TNI. Anggaran untuk perawatannya, sebaiknya digunakan membeli yang baru.
Berita Terkait : Petani Food Estate Kapuas Tetap Semangat Bertanam Usai Diterjang Banjir
"Pada dasarnya hibah ini menunjukkan adanya kerja sama pertahanan yang baik dengan Korea Selatan. Namun, yang perlu dipertimbangkan adalah apakah cost yang telah dan akan dikeluarkan sepadan dengan benefit yang didapatkan?" kata Rizki.
Selanjutnya
Tags :
Berita Lainnya