Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kasus Kematian Harian Tembus 100, Mantan Direktur WHO Minta Pemerintah Lakukan 5 Hal Ini

Jumat, 11 Februari 2022 20:04 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama menyampaikan duka mendalam, atas 100 kasus meninggal dunia akibat Covid-19 pada 10 Februari 2022. 

Dia berharap, agar di hari-hari mendatang, angka kematian ini dapat dikendalikan.

"Kita tahu, sejak 1 Oktober 2021, jumlah orang yang wafat karena Covid-19 selalu di bawah angka 100. Bahkan, kasus kematian harian pernah mencapai angka 4 pada 6 Januari 2021. Jadi, sekarang sudah meningkat 25 kali lipat," kata Prof. Tjandra dalam keterangannya, Jumat (11/2).

"Kita sepenuhnya menyadari, satu nyawa yang hilang, tak dapat tergantikan oleh apa pun juga," imbuhnya.

Prof. Tjandra menyebut,  pada hari-hari ini, varian Omicron mendominasi penyebaran Covid di Tanah Air. Varian lain, tinggal sedikit.

Kalau dari data GISAID, mungkin di bawah 10 persen.

Baca juga : Daerah Diminta Siapkan RS, Obat, Hingga Oksigen

"Kita juga tahu, Omicron jauh lebih mudah menular daripada Delta. Tetapi, proporsi angka kematiannya, jauh lebih rendah ketimbang Delta," ujar Prof. Tjandra.

Namun, ada berbagai negara yang angka kematian total Omicron-nya lebih tinggi dibanding saat negara itu menghadapi varian Delta.

Sebab, jumlah kasus total Omicron-nya jauh lebih tinggi dibandingkan Delta.

Dalam artikel If Omicron is less severe, why are Covid-19 deaths rising?” pada laman World Economic Forum edisi 28 Januari 2022, Australia disebut mengalami jumlah kematian sehari paling banyak selama pandemi Covid. Hampir 100 orang. Jauh lebih tinggi, dibanding saat Australia dihantam varian Delta.

Amerika Serikat pada akhir Januari 2022, juga mengalami hal yang sama. Kematian rata-rata per hari, mencapai angka 2.200. Lebih tinggi dibanding saat mereka dihantam Delta pada September tahun lalu.

Saat itu, angka kematian tertinggi rata-rata dalam tujuh hari ada di angka 2.078.

Baca juga : Prof. Tjandra Minta Pemerintah Audit Penyebab Kematian Covid

Sementara itu, Korea Selatan mencetak angka kematian harian tertinggi pada 22 Desember 2021. Jumlahnya 109.

Sebelumnya, kasus kematian tertinggi di Korea Selatan dibukukan pada 28 Desember 2020, dengan angka 40.

Di Kanada, pada 27 Januari 2022, ada 309 orang wafat. Sementara pada gelombang sebelumnya, Kanada melaporkan kasus kematian harian tertinggi pada 4 Januari 2021, dengan angka 232.

"Sekali lagi, lebih tingginya angka kematian ini bukan karena Omicron lebih mematikan. Melainkan karena jumlah kasus akibat Omicron di negara-negara itu, naik amat tinggi. Sehingga, walaupun proporsi kematian lebih kecil daripada Delta, tapi angka mutlaknya tetap besar," jelas Prof. Tjandra.

Karena jumlah kasus di Tanah Air juga meningkat, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini mengingatkan pemerintah, untuk lebih memperkuat upaya pengendalian Covid.

Paling tidak, katanya, ada lima hal yang dapat kita lakukan. Pertama, pembatasan sosial. Dalam konteks ini, masyarakat harus memperketat protokol 3M / 5M dan menjadikan new normal menjadi now normal.

Baca juga : Kasus Harian Tembus 32 Ribu, Kasus Aktif Nyaris 25 Ribu

Bagi pemerintah, tentunya berupa penerapan PPKM, PTM terbatas atau PJJ bagi siswa dan bentuk pembatasan lain.

Kedua,  3T. Masyarakat yang bergejala atau memiliki kontak, harus segera melakukan tes. Sementara pemerintah, harus berupaya meningkatkan dan memudahkan tes. Serta meningkatkan kegiatan telusur.

Ketiga, cakupan vaksinasi harus terus ditingkatkan. Baik yang primer maupun booster.

Keempat, walaupun sekarang yang dominan adalah transmisi lokal, kemungkinan penularan dari luar negeri harus tetap dicegah.

Kelima, mempersiapkan rumah sakit dengan lima aspek, yang meliputi ketersediaan tempat tidur dan ruang rawat, obat dan alat, sistem kerja yang aman, sistim rujukan yang cermat. Yang paling penting, adalah ketersediaan dan sistem kerja yang baik bagi tenaga kesehatan. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.