Dark/Light Mode

Mantan Direktur WHO Minta Pemerintah Umumkan Persentase Kasus Omicron

Rabu, 2 Februari 2022 11:37 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama menyarankan pemerintah untuk menginformasikan ke publik, tentang seberapa banyak varian Omicron mendominasi varian-varian lain yang masih ada di negara kita. Seberapa tinggi persentasenya.

Saran ini mengacu pada artikel yang berjudul Trends in Disease Severity and Health Care Utilization During the Early Omicron Variant Period Compared with Previous SARS-CoV-2 High Transmission Periods — United States, December 2020–January 2022, yang diterbitkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (AS).

Artikel ini membandingkan situasi Omicron di Amerika, dengan situasi mereka ketika menghadapi varian lain sejak akhir tahun 2020.

Baca juga : Menkominfo Perintahkan Pembatasan Kerja Di Kantor

Varian Omicron bermula di Amerika Serikat pada 1 Desember 2021 dan menyebar secara cepat. Ketika pada 15 Januari 2022, sebanyak 99,5 persen spesimen sekuen di negara itu adalah Omicron.

"Publikasi CDC ini menunjukkan jumlah kasus tertinggi yang dihadapi Amerika adalah kasus Omicron. Varian Delta masih di bawahnya.  Kasus harian rata-rata tertinggi akibat Omicron di Amerika mencapai 799 ribu orang. Angka ini lima kali lebih tinggi dibanding rata-rata kasus harian tertinggi Delta di negara itu, yang hanya 164 ribu orang," jelas Prof. Tjandra dalam keterangannya, Rabu (2/2).

Kenyatannya, Omicron memang lebih berdampak terhadap pelayanan kesehatan di Amerika, dibanding ketika varian Delta melanda.

Baca juga : BOR Di DKI Naik, PDIP Minta Pemerintah Siapkan Tempat Isolasi Terpusat

"Bukan karena tingkat beratnya pernyakit, tetapi karena jumlah total kasus jauh lebih tinggi. Sehingga, walaupun persentase yang harus masuk rumah sakit lebih rendah dari Delta, tetapi angka mutlaknya tetap saja tinggi," beber Prof. Tjandra yang juga menjabat Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI.

Angka rata-rata harian masuk rumah sakit di Amerika karena varian Omicron telah mencapai 22 ribu. Atau 1,8 kali lebih tinggi dibanding angka rata-rata harian masuk rumah sakit karena varian Delta, yang hanya 12 ribu.

"Beban rumah sakit di Amerika ini, tentu amat perlu kita antisipasi di negara kita. Khususnya, melihat pengalaman yang cukup tragis pada sekitar Juni dan Juli tahun yang lalu. Mudah-mudahan, hal seperti tahun lalu tidak sampai terjadi lagi," papar Prof. Tjandra.

Baca juga : Siap-siap, Lima Daerah Bakal Digempur Omicron

Karena itu, simulasi lapangan dan juga table top exercise, tentu baik dilakukan secara rutin dari waktu ke waktu. Di samping menjaga kesiapan kita dalam lima hal. Yakni ketersediaan tempat tidur dan ruang rawat, obat dan alat kesehatan, sistem pelayanan di RS yang efisien dan aman, sistem rujukan, dan yang paling penting adalah tenaga kesehatan.  

"Jumlah kasus Covid-19 kita terus meningkat. Kasus harian kita sudah lebih dari 16 ribu orang. Padahal sebelumnya, pernah di angka sekitar 100 orang saja sehari. Jadi, sudah naik 150 kali lipat," pungkas Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.