Dark/Light Mode

Pakar Bantah Hubungan Autisme Dengan Konsumsi Air Galon

Rabu, 16 Februari 2022 01:11 WIB
Galon guna ulang (Foto: Dok. Aqua)
Galon guna ulang (Foto: Dok. Aqua)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pakar pendidikan hingga pakar kesehatan membantah narasi negatif yang mengaitkan autisme dengan konsumsi air kemasan galon polikarbonat (PC). Pakar Pendidikan autisme, Dr Imaculata Umiyati mengatakan, penyebab anak menjadi autis masih multifaktor dan membantah berita yang mengaitkan autisme dengan konsumsi air galon PC. Menurutnya, selama AMDK sudah mendapatkan izin, sudah pasti aman.

“Kalau tempat atau wadahnya aman dan minuman tidak mengandung gula, pewarna, tentu aman. Waktu itu kita bicara tentang wadah yang berasal dari plastik, bukan isinya yang ada di dalam wadah tersebut. Penyebab autisme masih multifaktor,” ucapnya.

Dokter spesialis anak dan Konsultan Tumbuh Kembang Anak, dr Bernie Endyarni Medise, menegaskan bahwa tidak pernah ada anak menjadi autis karena mengkonsumsi air galon guna ulang. Menurutnya, penyebab pastinya anak autis ini masih belum diketahui hingga kini. Yang baru diketahui adalah anak auitis itu ada hubungannya dengan genetik tertentu, seperti adanya autisme pada kelainan Fragile X syndrome.

Baca juga : Apa Kita Sungguh Tahu Arti Dialog?

“Ada yang mengatakan autis itu hasil kombinasi genetik dan lingkungan. Tapi penyebab pasti sampai saat ini belum jelas. Yang pasti, yang mengatakan autis itu karena ibunya waktu hamil terlalu banyak meminum air galon guna ulang itu jelas salah. Tidak ada hubungannya itu,” jelasnya.

Dia bilang, banyak teori yang menyampaikan penyebab-penyebab terjadinya anak autis ini. Namun, penyebab pastinya tetap masih belum diketahui hingga kini. “Ada yang menghubung-hubungkan dengan logam berat. Tapi, sudah sering disebut ada hubungannya dengan genetik,” terang dr Bernie.

Pemerhati autisme, dr Y Handojo juga mengutarakan hal serupa. Dalam bukunya yang berjudul "Autisme Pada Anak", pendiri Yayasan Nathanisa yang secara khusus menangani penyandang autisme ini mengatakan, ada beberapa faktor yang diperkirakan menjadi penyebab terjadinya autism. Di antaranya adalah materi genetik yang dimiliki orang tua, adanya infeksi (toksoplasmosis, rubella, candida), keracunan logam berat, zat aditif (MSG, pengawet, pewarna), maupun obat-obatan lainnya.

Baca juga : BNPT Ajak Ormas Keagamaan Cegah Radikalisme Dengan Vaksinasi Ideologi

Selain itu, autisme diperkirakan juga disebabkan karena tumbuhnya jamur berlebihan di usus anak sebagai akibat pemakaian antibotika yang berlebihan, yang dapat menyebabkan kebocoran usus (leaky-gut syndrome) dan tidak sempurnanya pencernaan kasein dan gluten. “Namun, secara umum belum ada kesepakan internasional mengenai penyebab anak auitis ini,” ungkapnya.

Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), autisme disebabkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Penelitian terbaru mengonfirmasi beberapa kelainan genetik yang dapat memengaruhi seseorang terhadap autisme. Beberapa gen telah terlibat. Autisme sering kali dikaitkan dengan keterlibatan beberapa gen yang diturunkan.

Autisme juga bisa menurun dalam keluarga. Jadi, kombinasi gen tertentu dari orangtua bisa meningkatkan risiko anak untuk mengalami kondisi tersebut. Selain itu, mungkin ada faktor metabolik atau biokimia yang dapat menyebabkan gangguan spektrum autisme. “Penelitian lain melihat pemicu lingkungan, termasuk paparan virus tertentu,” tulis NINDS.

Baca juga : Transjakarta Tabrakan Lagi, Pengamat: Kok Masih Terjadi Sih

Psikolog Anak sekaligus Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Dr Seto Mulyadi (Kak Seto) juga menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada satupun orangtua dari anak penderita autis di Indonesia yang melaporkan ke LPAI bahwa anak mereka menderita autis karena kebanyakan minum air galon guna ulang. “Sampai saat ini LPAI belum pernah mendengar laporan ada anak yang menderita autis karena terlalu banyak minum air galon,” katanya.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga tidak pernah merilis mengenai hasl ini. Dalam rilis terkahirnya yang dimuat pada laman resminya, BPOM bahkan dengan tegas menyatakan dari hasil sampling dan pengujian laboratorium terhadap air minum dalam kemasan (AMDK) galon berjenis PC atau galon guna ulang yang dilakukan pada tahun 2021 menunjukkan bahwa produknya aman untuk dikonsumsi. Karenanya, BPOM mengimbau agar masyarakat harus menjadi konsumen cerdas dan tidak mudah terpengaruh oleh isu yang beredar. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.