Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

BPIP: Pemilu Ujian Kedewasaan Masyarakat

Kamis, 3 Maret 2022 14:29 WIB
Seminar Penanaman Demokrasi Pancasila untuk Kalangan Milenial di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (2/3). (Foto: ist)
Seminar Penanaman Demokrasi Pancasila untuk Kalangan Milenial di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (2/3). (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) prihatin dengan intensnya penggunaan politik identitas dan polarisasi masyarakat karena Pemilu. Selain polarisasi, praktek money politic, dan persepsi masyarakat yang lebih mementingkan popularitas, dibandingkan visi dan program.

Pandangan disampaikan Deputi Hukum, Advokasi dan Pengawasan Regulasi BPIP Kemas Ahmad Tadjuddin dalam seminar 'Penanaman Demokrasi Pancasila untuk Kalangan Milenial' di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (2/3).

"Masyarakat Indonesia khususnya para pemilih pemula seharusnya mengerti bagaimana menyikapi proses demokrasi sesuai nilai-nilai luhur bangsa dalam Pancasila. Menjelang pesta demokrasi 2024, kita perlu memperkuat dan mendewasakan diri bukan malah merusak negara dan bangsa yang kita cintai," kata Kemas.

Baca juga : Jokowi Terima Surat Kepercayaan 6 Dubes Negara Sahabat

Menurutnya, Pemilu adalah ujian kebersatuan yang harusnya berhenti ketika pesta demokrasi selesai. 

Sementara itu, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Lia Kian memaparkan, Pancasila adalah wujud dari proses penggalian dua unsur, yaitu tradisi agama dan budaya. Hasil pemikiran dan perumusan para anggota BPUPK. Rumusan itu adalah cerminan bangsa Indonesia dengan latar belakang dan pandangan yang berbeda. 

"Pemilu bukan semata mata perwujudan hak konstitusi. Namun juga wujud nyata pelaksanaan kewajiban dari rakyat Indonesia untuk menjaga keberlangsungan negara ini," beber Lia.

Baca juga : Banteng Surabaya Siap Sambut Kedatangan Puan Maharani

Ditegaskan, hasil Pemilu harus mampu menyejahterakan dan mengakomodir hak-hak masyarakat. "Maka kedewasaan dan integritas bukan hanya monopoli dari pihak yang dipilih tetapi juga pihak yang memilih," jelas Lia.

Dia mengingatkan, pesta demokrasi jangan berujung berbagai kasus KKN dari para pejabat. 

Komisioner KPU RI, Hasyum Asy'ari menambahkan, sejak dini masyarakat harus diajarkan kehidupan berdemokrasi seperti dalam pemilihan ketua kelas, OSIS, dan ketua organisasi ekstrakulikuler.

Baca juga : Lestari: Libur Panjang Jadi Ujian Kedisiplinan Masyarakat

"Tentu kita dihadapkan banyak pilihan dan konsekuensi. Maka sebelum memilih pemimpin hendaknya kita harus dapat memimpin diri kita sendiri untuk memilih sesuai hati nurani dan kedewasaan berpikir. Berita hoaks dan narasi negatif jangan memimpin pola berpikir kita," ujar Hasyim. [GO]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.