Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kinerja Industri Manufaktur Terganggu Urusan Koordinasi Antarinstansi
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi Damai di MK, Jumat Besok
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Cerita Miris Para Pemburu Minyak Goreng
Badan Didorong, Jari Dicelup Tinta
Minggu, 6 Maret 2022 08:45 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Cerita warga yang mayoritas emak-emak untuk mendapatkan minyak goreng (migor) makin miris. Kelangkaan yang terjadi hampir di semua wilayah, membuat perburuan migor membutuhkan perjuangan yang tidak mudah. Harus antre panjang, harus rela berdesak-desakan hingga saling dorong, ada juga sampai harus celupkan jari pake tinta, demi dapat migor itu.
Sudah hampir 2 bulan, permasalahan migor belum juga kelar. Di berbagai daerah, masih juga terjadi kelangkaan migor. Padahal, berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah, tetap saja migor masih sulit didapatkan.
Pasar murah yang digelar pemerintah belum cukup ampuh mengatasi kelangkaan migor. Di berbagai daerah, justru pasar murah ini banyak dikeluhkan dan menimbulkan masalah baru.
Di Parepare, Sulawesi Selatan misalnya, pasar murah migor yang digelar di Pusat Perbelanjaan Cahaya Ujung, nyaris ricuh. Puluhan warga saling dorong untuk mendapatkan migor murah. Tensi sempat tinggi, saat warga khawatir kehabisan migor. Sampai-sampai, ada salah satu calon pembeli naik ke meja kasir, melerai keributan.
Baca juga : Perusahaan Haji Isam Bikin Pabrik Minyak Goreng Di Kalsel
Di Rembang, Jawa Tengah, warga harus antre hingga berjam-jam hanya untuk mendapatkan 2 liter migor kemasan. Namun, banyak juga warga yang sudah berjam-jam antre, tapi harus pulang dengan tangan hampa.
Operasi pasar di Lamongan dikawal langsung Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Sebanyak 4 ribu liter migor kemasan premium ludes diserbu ratusan warga Lamongan yang mengantre dengan membawa foto kopi KTP. Satu KTP hanya berlaku sekali untuk 2 liter migor seharga Rp 25 ribu.
Tingginya antusias warga, bikin Khofifah geleng-geleng kepala. Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama itu heran, kenapa migor masih langka di daerahnya. Padahal stok migor di Jatim lebih dari cukup.
Baca juga : Antre Pagi, Dapat Sore
“Harapan kita, pasar akan bisa kita penuhi sampai para distributor dan produsen agar kalau ada stok segera dikeluarkan,” cetus Khofifah.
Di Bengkulu, pasar murah yang digelar Pemda setempat berakhir ricuh. Tidak adanya pembatasan, membuat perburuan migor menjadi kacau. Warga saling dorong untuk berebut mendapatkan migor.
Kericuhan yang terjadi membuat mobil pembawa migor pergi meninggalkan lokasi. Padahal, operasi pasar murah itu baru berlangsung sebentar. Hal ini dilakukan demi menghindari kericuhan yang semakin besar.
Sumina, warga yang ada di lokasi dan ikut berburu, mengungkapkan kekecewaannya. Dia yang sudah dua kali pindah lokasi dan berdesak-desakan, gagal mendapatkan migor.
Baca juga : Asiana Technologies Garap Proyek Pengendali Banjir Di Filipina
Beda lagi dengan aturan yang dibuat oleh Pemko Palembang, Sumatera Selatan. Di kota Pempek itu, Pemkot setempat mengadopsi aturan di Pemilu dalam operasi pasar murah. Setiap warga yang sudah membeli migor dalam operasi pasar murah, wajib mencelupkan jari ke dalam tinta.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya