Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Dana Global Dalam Penanggulangan TB Dunia Terbatas, Prof. Tjandra Kasih Solusi
Rabu, 30 Maret 2022 11:20 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Hari ini, Prof. Tjandra Yoga Aditama menyampaikan presentasi tentang upaya mengatasi kurangnya anggaran tuberkulosis (TB) di dunia, dalam acara Health Working Group 1 Meeting - G20 Indonesia 2022. Bersama Menteri Kesehatan Afrika Selatan, Presiden International Union Against TB dan Dirjen Riset India.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Tjandra yang juga mantan Direktur WHO Asia Tenggara menyampaikan tujuh hal penting, untuk mengatasi masalah kekurangan dana global dalam penanggulangan TB dunia.
Baca juga : Prof. Tjandra: Perjuangan Pengendalian TB Harus Terus Kita Lanjutkan
"Pertama, pimpinan dunia, termasuk G20 perlu meningkatkan anggaran TB sampai tiga atau empat kali lipat," ujar Prof. Tjandra dalam keterangannya, Rabu (30/3).
Kedua, anggaran domestik masing-masing negara juga harus ditingkatkan, dengan advokasi dan komitmen politik. Ketiga, perlu penyempurnaan TB National Strategic Plan dari aspek perencanaan anggarannya.
Baca juga : Rano Karno: Pembangunan Berkelanjutan Harus Perhatikan Keadilan Sosial
Keempat, harus diupayakan sistem cukai khusus untuk penyakit tertentu. Seperti airline tax lewat program UNITAID.
Kelima, harus ada mekanime penganggaran inovatif dari badan donor internasional, seperti program loan buy back GF, social impact bond dan sebagainya.
Baca juga : Wanita Maju, Negara Maju
Keenam, menggali kemungkinan peran sektor swasta dan filantropi.
"Ketujuh, melakukan efisiensi biaya dengan integrasi program dan pelayanan. Seperti TB & rokok, TB & diabetes mellitus (DM), dan penggunaan alat secara bersama. Misalnya GeneXpert untuk TB dan Covid-19. Di samping melakukan integrasi infrastruktur laboratorium dan sarana pengobatan, serta penguatan partisipasi masyarakat, dan sebagainya," pungkas Prof. Tjandra yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya