Dark/Light Mode

Ngomong Seperlunya Saja, Tak Usah Ngalor Ngidul

Sabtu, 9 April 2022 07:00 WIB
Ilustrasi. (Foto: Istimewa).
Ilustrasi. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
“Aturan ini jalan tengah setelah 2 tahun sebelumnya dilarang mudik,” kata dia.

Senada dilontarkan @Yoosyoo. Kata dia, konteks larangan bicara dalam perjalanan adalah ngobrol panjang lebar kayak ibu-ibu yang ngegosip di gang rumah yang bisa berjam-jam. “Kalau cuma ngomong sebentar ya boleh saja,” imbuhnya.

Akun @Tifanimarcel mengeluh dengan kebiasaan orang yang sering meledek aturan Satgas Penanganan Covid-19 dengan ber­canda. “Sudahlah, bagus udah bisa mudik, disikapi dengan akal sehat saja padahal,” saran dia.

Baca juga : Fadli Zon: Sepeser Pun Saya Nggak Pernah Nyumbang Untuk Kelompok Teroris

“Seharusnya semua orang selalu positif dalam menanggapi kebijakan ini,” ujar @Rosi_nudiana.

Agar aturan tersebut berjalan efektif, @Razki_iskandar mengusulkan setiap satu transportasi umum dijaga satu orang Satgas Covid-19.

“Kalau ditemukan ada yang ngobrol di dalam perjalanan, langsung diturunin di jalan saja,” usulnya.

Baca juga : PNM Dorong Perempuan Berdaya Secara Ekonomi

Akun @Dindayudr bertanya, bila ingin turun dari transportasi umum bagaimana car­anya? “Masa kudu nyolek keneknya dulu?” tanya dia.

Akun @dee_dee_she menjawab. “Kalau ngomong ke kondektur bus, mau turun, boleh. Yang nggak boleh itu, ngobrol ngalor ngidul sesama penumpang dalam waktu lama,” terangnya.

Akun @Nitaira menilai, aturan Satgas Covid-19 tersebut aneh. “Apalagi, saat membawa anak kecil terus diam-diam saja di kendaraan,” katanya. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.