Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mutasi Covid Diprediksi Tak Lagi Berbahaya

Yes, Saatnya Hidup Normal

Minggu, 17 April 2022 06:20 WIB
mutasi virus corona. (Foto: SHUTTERSTOCK/Polina Tomtosova).
mutasi virus corona. (Foto: SHUTTERSTOCK/Polina Tomtosova).

RM.id  Rakyat Merdeka - Mutasi Covid-19 akan tetap ada. Namun diprediksi, mutasi virus Corona tidak lagi melahirkan varian yang berbahaya.

Menurut Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban, selama virus Corona menyebar melalui populasi, mutasi terus terjadi. Dia meminta seluruh elemen masyarakat tetap disiplin protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

“Apakah ke depan akan lebih banyak varian baru virus SARS-CoV-2?” kata Zubairi melalui cuitan di akun twitternya @ ProfesorZubairi, Jumat (15/4).

Zubairi kemudian mewanti-wanti varian Omicron akan menggeser posisi varian lain­nya seperti Delta yang sempat mendominasi Indonesia maupun global pertengahan tahun lalu. Dan keluarga Omicron terus berkem­bang, yang dengan cepat menggeser Delta.

Baca juga : Sah, Ardi Idrus Tak Lagi Bersama Persib Bandung

“Tapi, mutasi menjadi varian berbahaya mungkin tak akan ada lagi,” ujarnya.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes Kemenkes) mencatat, jumlah kumulatif kasus varian Omicron di seluruh Indonesia ber­jumlah 10.055 kasus per data 11 April 2022. Disusul varian Delta 8.671 kasus, Alfa 83 kasus, dan Beta 22 kasus.

Untuk itu, Zubairi meminta masyarakat mulai beradaptasi menuju endemi dengan tetap disiplin protokol kesehatan. Dia juga mengimbau masyarakat tetap memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.

Menurutnya, jika Indonesia sudah masuk fase endemi, tidak menutup kemungkinan jum­lah penambahan kasus harian Covid-19 bisa melonjak kembali. Lonjakan kasus, kata dia, bisa terjadi apabila banyak pelanggaran yang dilakukan baik Pemerintah maupun warga.

Baca juga : Jumlah Pemudik Diprediksi Naik, Tapi Jumlah Pesawat Malah Menurun

“Jangan jemawa, dan transparan dalam berkomunikasi dengan rakyat terkait kebijakan penanganan Covid-19,” ujar Zubairi.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengatakan, pada prinsipnya mutasi virus akan terus terjadi selama penularan masih ada. Bukan tidak mungkin, varian baru dapat muncul pula di Indonesia.

“Untuk itu, baik dalam rangka mence­gah masuknya varian baru dari luar negeri maupun munculnya varian baru lainnya dari dalam negeri, penularan harus dicegah semaksimal mungkin,” kata Wiku.

Di masa penyesuaian ini, kata Wiku, tiga kunci mencegah penularan. Pertama, kesa­daran masyarakat untuk disiplin menerapkan prokes. Kedua, kesadaran untuk mengisolasi diri jika positif dan ketiga kesadaran tinggi untuk dites ketika merasa bergejala atau selepas beraktivitas dengan risiko tinggi.

Baca juga : Garuda Siap Melayani Para Pemudik Lebaran

Dia pun mencontohkan perjalanan jarak jauh ke tempat dengan kasus tinggi. Dalam hal mudik, Satgas telah mengupayakan kinerja posko dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro, serta bekerja sama dengan kementerian/lembaga lain untuk me­mantau kedisiplinan masyarakat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.