Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kesetaraan Gender Di Sektor Pekerjaan Bisa Kerek PDB RI

Senin, 18 April 2022 18:41 WIB
Menteri PPPA, I Gusti Ayu Bintang Darmawati. (Foto: Ist)
Menteri PPPA, I Gusti Ayu Bintang Darmawati. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menyoroti masih terjadinya ketidaksetaraan gender pada sektor pertambangan.

Menteri PPPA, I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2021 jumlah pekerjaan perempuan disektor pertambangan masih tertibggal jauh dibandingkan laki-laki. Saat ini jumlah pekerja perempuan hanya sekitar 578 ribu orang dan laki-laki sekitar 996 ribu orang.

Baca juga : Pengesahan UU TPKS Angin Segar Bagi Pekerja Perempuan

Selain jumlah, kata Bintang, diskriminasi juga terjadi pada segi upah pekerja perempuan di sektor pertambangan dan penggalian. “Rata-rata upah perempuan di sektor pertambangan hanya sekitar Rp 3 juta dan Rp 3,7 juta untuk laki-laki,” ujarnya saat membuka diskusi Perempuan-Perempuan Di Dunia Tambang yang digelar Tempo, Senin (18/4).

Menurutnya, kesenjangan dan kerentanan perempuan tidak disebabkan akibat kelemahan diri sendiri, tapi juga konstruksi sosial yang sudah sangat kental melekat dan berkembang di Indonesia dengan budaya patriarki. Kondisi ini membuat perempuan menjadi tertinggal.

Baca juga : Top, Kebijakan OJK Sukses Dongkrak Perusahaan Besar untuk IPO

Padahal, kata dia, persamaan gender akan memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan, seperti peningkatan produktivitas, kinerja pegawai dan peningkatan keuntungan. Karena itu, dia berharap agar pembangunan di segala sektor mengedepankan prinsip kesetaraan.

Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA, Lenny N Rosalin mengatakan, berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional per Agustus 2021 menyebutkan, selama 3 tahun terakhir, jumlah pekerjaan perempuan di industri tambang Indonesia terus menyusut. Jumlahnya sekarang kurang dari 10 persen.

Baca juga : Lestari: Bangun Kemandirian Bangsa Dengan Dialog

Padahal, kata dia, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 135 miliar dolar AS per tahun pada 2025 jika partisipasi ekonomi perempuan ditingkatkan.

Sementara, Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriani mengatakan, ada 64 kasus kekerasan perempuan di lingkungan kerja pada 2020, 100 kasus kekerasan pada 2021. Kekerasan ini juga termasuk konflik perburuhan dan sebagainya. Termasuk dampak pertambangan pada perempuan di lingkungan di sekitar pertambangan. Belum lagi dispritas upah. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.