Dark/Light Mode

Copot Kepala BPIP Menggema, Setuju?

Rabu, 20 April 2022 06:50 WIB
Wakil Ketua DPR, Muhaimin Iskandar, saat menghadiri Puncak Peringatan Hari Lahir ke-62 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), di Museum Nasional, Jakarta, Senin (18/4) malam. (Tangkapan layar dari kanal YouTube PMII).
Wakil Ketua DPR, Muhaimin Iskandar, saat menghadiri Puncak Peringatan Hari Lahir ke-62 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), di Museum Nasional, Jakarta, Senin (18/4) malam. (Tangkapan layar dari kanal YouTube PMII).

RM.id  Rakyat Merdeka - Posisi Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi kembali digoyang. Saat ini, menggema desakan ke Presiden Jokowi agar mencopot Yudian.

Desakan itu menggema setelah disuarakan Wakil Ketua DPR, Muhaimin Iskandar, saat menghadiri Puncak Peringatan Hari Lahir ke-62 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), di Museum Nasional, Jakarta, Senin (18/4) malam. Imin, sapaan akrab Muhaimin, melihat kinerja Yudian selama 2 tahun ini, tidak efektif. Yang terjadi, malah banyak penolakan terhadap mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta itu.

"Kalau tidak efektif, ya diganti saja. Supaya lebih efektif," usul Ketua Umum PKB ini.

Baca juga : Kepala BPIP: Jadikan Ramadhan Momentum Merawat Sejarah

Menurut Imin, sejak dilantik Februari 2020, Yudian langsung mendapat banyak penolakan. Terlebih, saat dia kepleset lidah dalam wawancara khusus dengan salah satu media, yang menyebut musuh utama Pancasila adalah agama.

“Pak Yudian, setelah dilantik sudah salah ngomong. Sehingga banyak penolakan di kanan dan kiri," tambah Imin.

Imin menerangkan, tugas BPIP adalah menyatukan bangsa. Namun, hingga kini, Yudian belum menjalankan tugas itu secara optimal. Ketegangan antar-anak bangsa masih terjadi. Tidak sedikit terjadi saling menyalahkan dan menyerang.

Baca juga : Kepala BPIP Kenalkan Salam Pancasila Di Sumenep

"Ini terbukti, api dalam sekam masih terjadi. Yang merasa Islam tapi bodoh soal Islam. Yang paling merasa nasionalis, tapi menyatakan nasionalismenya dengan menyakiti saudaranya. Ini terjadi. Harusnya BPIP hadir sebagai penjembatan dialog yang terbuka," ujar dia.

Imin menambahkan, saat ini Indonesia memang masih aman. Namun, dengan api dalam sekam tersebut, belum tentu 15 tahun lagi situasi akan serupa. Karenanya, Ketua Majelis Pembina Nasional PMII itu menyebut, dialog nasional antar-anak bangsa mutlak dilakukan. Sayangnya, BPIP tidak menjalankan hal itu dengan baik.

Selain meminta Yudian dicopot, Imin juga mengusulkan ke Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri untuk mengikutsertakan anak muda, termasuk yang ada di PMII, dalam dialog nasional itu. "Kalau Bu Mega bisa ditambah anak muda seperti di PMII, saya yakin dialog terbuka antar-kekuatan bangsa akan terjadi. Dan tidak terus (hidup) api dalam sekam," ucapnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.