Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

1 Tentara Tewas Lagi Di Papua

Jenderal Andika Berduka Lagi

Minggu, 24 April 2022 06:49 WIB
Prajurit TNI mengangkat peti jenazah Pratu Dwi Miftahul Ahyar yang tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), di Nduga, Papua, kemarin.
Prajurit TNI mengangkat peti jenazah Pratu Dwi Miftahul Ahyar yang tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), di Nduga, Papua, kemarin.

 Sebelumnya 
Dia juga mengatakan, serangan dilancarkan sehari sebelumnya atau Kamis (21/4). Saat itu rombongan TNI/Polri yang melintas juga ditembaki. Egianus meminta warga sipil untuk sementara tidak melintas di wilayah di mana terjadi penembakan. Sebab, banyak anggotanya berada di wilayah itu.

Kejadian ini pun turut mendapat perhatian DPR. Anggota Komisi I DPR, Bobby Adithyo Rizaldi menyayangkan kejadian ini. Mengingat selalu berulang. “Kami turut berduka atas kejadian ini yang telah berulang-ulang,” kata Bobby, saat dikonfrimasi Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Kunjungi Australia, Jenderal Andika Perkuat Kerja Sama Militer

Dia merasakan belum ada evaluasi atau perbaikan protokol keamanan prajurit. Terlebih, lokasi kejadian selalu sama. Di jalur patroli atau pos pengamanan.

“Sehingga, sekali lagi perlu ada penyegaran strategi. Panglima TNI dan Kapolri perlu berembuk agar ada efek getar (deterent effect) pada kelompok separatis teroris (KST) yang bersenjata ini,” ucap politisi Partai Golkar itu.

Baca juga : Covid Di China Ngamuk Lagi

Selain itu, dia meminta, BIN mendeteksi apakah ada proxy agent di balik serangan-serangan yang lama kelamaan sangat fatal bagi prajurit. “Jangan sampai aparat dan penegak hukum kita di sana menjadi bulan-bulanan segelintir teroris yang secara jumlah harusnya bisa dikejar, ditangkap, dan diadili,” papar Bobby.

Pengamat Militer dan Intelijen, Susaningtyas Nefo Kertopati menilai, permasalahan ini berulang kali muncul karena ada perbedaan persepsi antara yang Pro NKRI dan yang kontra NKRI. Bagi yang kontra, RI dianggap sebagai penjajah. Terlebih, saat ini ditengarai adanya keterlibatan pihak asing untuk mengacaukan situasi di Papua.

Baca juga : Sejengkal Lagi, Inter Milan Angkat Trofi Coppa Italia

“Menurut saya, kita harus tegas menunjukkan kepada pemberontak bahwa kita eksis, dan kepada negara asing yang mungkin sebagai pendukungnya kita terlihat kuat dan tidak goyah sebagai nation state, terlepas dari diplomasi kita di luar negeri,” tegas Nuning, kemarin.

Karenanya, dia mendorong pejabat teras di tubuh TNI memberi pembekalan kepada pasukan yang akan diberangkatkan ke Papua. Substansinya harus mencakup bagaimana menghadapi segala kemungkinan dan ancaman yang bisa terjadi di Papua. Juga harus dilengkapi pengetahuan pendekatan sosiologis dan antropologis di wilayah penugasan. “Sehingga para prajurit itu selalu waspada dan pandai melakukan penggalangan di daerah setempat,” pungkas dia. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.