Dark/Light Mode

KSP: Hadapi Hepatitis Akut Misterius, Pemerintah Investigasi Epidemiologi & Tingkatkan Kewaspadaan Dini

Jumat, 6 Mei 2022 09:07 WIB
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden dr. Brian Sriprahastuti (Foto: KSP)
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden dr. Brian Sriprahastuti (Foto: KSP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kantor Staf Presiden (KSP) memastikan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah meningkatkan kewaspadaan dan penyelidikan epidemiologi (surveilans) lintas sektoral, dalam menghadapi hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya (acute hepatitis of unknown aetiolog).

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden dr. Brian Sri Prahastuti mengatakan, upaya ini dilakukan agar segera ada tindakan, apabila ditemukan kasus dengan gejala dan tanda hepatitis akut. Terutama, pada anak di bawah usia 11 tahun.

"Investigasi penyebab hepatitis akut dilakukan pada setiap kasus, mungkin melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap," kata dr. Brian, di Jakarta, Jumat (6/5).

Pemerintah juga telah mengeluarkan Surat Edaran yang ditujukan kepada fasilitas layanan kesehatan, pemerintan daerah, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dan pemangku kepentingan, untuk memberikan dukungan dan kewaspadaan dini terhadap penemuan kasus hapatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya tersebut.

Baca juga : Cegah Penyebaran Hepatitis Akut Misterius, Pemerintah Lakukan 4 Hal Ini

Seperti diketahui, fenomena hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya, menjadi sorotan dunia setelah WHO menetapkannya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 15 April 2022.

WHO menerima laporan 169 kasus di 12 negara, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, dalam dua minggu terakhir, yakni hingga 30 April 2022, dilaporkan 3 pasien anak meninggal saat dirawat di RSUP Cipto Mangunkusumo, dengan dugaan hepatitis akut.

dr. Brian menjelaskan, hepatitis akut merupakan peradangan pada hati yang terjadi secara mendadak dan cepat memburuk.

Baca juga : Lindungi Anak Anda Dari Hepatitis Akut Misterius, Jangan Pakai Alat Makan Bersama

Dengan gejala umum nyeri perut, kuning, diare, muntah-muntah, perubahan warna urine, feses berwarna pucat, demam tinggi atau riwayat demam, serta ditandai dengan peningkatan kadar enzim hati.

"Jika mendapati anak mengalami gejala-gejala seperti itu, segera dibawa ke rumah sakit atau faskes. Jika terlambat penanganan, akan terjadi kegagalan fungsi hati yang ditandai dengan gangguan kesadaran," jelasnya.

dr. Brian menyebut, sejauh ini memang belum diketahui penyebab dari hepatitis akut, yang sekarang menjadi KLB tersebut.

Sebab, hasil pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan adanya virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E yang umumnya menjadi penyebab hepatitis.

Baca juga : Waspada Hepatitis Akut Misterius Pada Anak, Jangan Telat Kenali Gejala

Terkait kabar ditemukan SARS-CoV-2 atau adenovirus pada beberapa kasus, Brian mengatakan, hal itu belum bisa dibuktikan.

"Sampai sekarang belum bisa dibuktikan, bahwa kedua virus tersebut menjadi penyebabnya. Dibutuhkan pemeriksaan lanjutan, untuk mencari penyebab baik secara biologis maupun kimiawi masih terus dilakukan," terangnya.

Dalam kesempatan itu, dr. Brian mengimbau masyarakat agar tidak panik, tetap tenang dan berhati hati, serta melakukan upaya pencegahan infeksi.

"Caranya dengan mencuci tangan, meminum air bersih yang matang, makan makanan yang bersih dan matang penuh, membuang tinja dan popok sekali pakai (diapers) pada tempatnya, menggunakan alat makan sendiri-sendiri, memakai masker, dan tetap menjaga jarak," pesan dr. Brian. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.