Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
3 Anak Penderita Hepatitis Akut Meninggal Di Jakarta
Mantan Direktur WHO Minta Pemerintah Kasih Penjelasan Rinci
Senin, 2 Mei 2022 13:41 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama menyoroti tiga kasus meninggalnya pasien anak di Jakarta, yang menderita hepatitis akut misterius. Sebagaimana disampaikan Kementerian Kesehatan, sehari sebelum Lebaran.
Sekadar latar, saat ini dunia telah mencatat lebih dari 170 kasus hepatitis akut misterius pada anak, dengan satu kasus meninggal dunia. Ditambah kasus di Indonesia, angka kematian tersebut meningkat jadi empat.
Berhubung ini adalah pengumuman pertama, Prof. Tjandra berharap, pemerintah bisa memberikan penjelasan lebih lanjut di hari-hari mendatang. Setidaknya tentang tiga hal.
Baca juga : Alert!! 3 Anak Penderita Hepatitis Akut Misterius Di Jakarta Meninggal
"Pertama, dalam rilis Kementerian Kesehatan belum disebutkan, bagaimana hasil laboratorium Hepatitis A,B,C dan E pada ketiga kasus tersebut. Data dunia menyebutkan, pada kejadian hepatitis yang banyak dibahas ini, hasil lab hepatitis A - E pada pasien tersebut negatif," kata Prof. Tjandra, yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI.
Selain itu, tentu juga perlu diungkap hasil, mengenai ada tidaknya adenovirus 41, yang kini banyak diduga sebagai biang kerok hepatitis di lintas benua ini.
Kedua, kita tentu amat berduka karena ketiga kasus di Jakarta ini semuanya wafat. Kalau data dunia, terdapat satu kasus meninggal, dari total lebih dari 170 kasus.
Baca juga : Moeldoko Ajak Masyarakat Bantu Pemerintah Atasi Persoalan Bangsa
"Jadi, akan baik kalau ada penjelasan lebih rinci tentang perbedaan fatalitas ini. Satu meninggal dari 170 kasus di dunia, dan tiga kasus hepatitis akut misterius di Tanah Air semuanya berujung pada kematian," tutur mantan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), yang juga mantan Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian Kesehatan (Balitbangkes).
Ketiga, selain penjelasan tentang hasil laboratorium hepatitis A-E dan juga adenovirus pada kasus di Tanah Air, pemerintah sebaiknya juga menyampaikan ke publik, mengenai hasil pemeriksaan terhadap jenis virus lainnya.
Dalam hal ini, WHO merekomendasikan pemeriksaan darah, serum, urine, faeses, sampel saluran napas dan bila mungkin biopsi hati.
Baca juga : Mau Perpanjang SIM Di Jakarta? Datang Saja Ke 6 Lokasi Ini
"Semuanya untuk pemeriksaan karakteristik virus secara mendalam, termasuk sequencing," pungkas Prof. Tjandra. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya