Dark/Light Mode

Isu Capres Makin Liar

Anies-Puan Bikin Geger

Selasa, 24 Mei 2022 07:11 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua DPR Puan Maharani. (Foto: Antara)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua DPR Puan Maharani. (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Pihak Anies tak mempermasalahkan usul penjodohan ini. Geisz Chalifah, loyalis Anies, mengatakan, tidak ada yang tidak mungkin dalam dunia politik. Anies terbuka kemungkinan berduet dengan siapa saja di Pilpres 2024, termasuk dengan Puan. "Iya (bisa duet dengan siapa saja)," imbuhnya.

Lalu, bagaimana peluang penjodohan Anies-Puan ini? Mungkinkah terwujud? Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurniasyah, memandang, Anies dan Puan punya perbedaan pemilih yang menonjol. Hal ini jelas akan menguntungkan jika keduanya berpasangan.

"Anies-Puan cocok karena asumsi pembagian suara yang jelas berbeda. Anies sasar pemilih rasional, kelompok Muslim moderat dan perkotaan. Sementara Puan bisa sasar sebaliknya, pemilih pedesaan, kelas masyarakat bawah, dan pemilih yang loyal pada PDIP," jelas Dedi, kemarin.

Baca juga : Maman Yakin Pemain Muda Bisa Bikin Mentereng Macan Kemayoran

Lebih dari itu, duet Anies-Puan juga bisa mengademkan polarisasi yang selama ini masih terjadi. “Pertemuan dua rivalitas politik itu, bisa meredam konflik sosial selama ini," imbuhnya, sambil menyebut beberapa istilah yang selama ini sering dipakai masyarakat untuk menyerang lawan politiknya, seperti kata cebong, kampret dan kadrun. "Semua sebutan itu, bisa jadi bersatu jika duet Anies-Puan ini bersatu," urainya, sambil terkekeh.

Pandangan berbeda disampaikan pengamat politik dari Saiful Mujani Research and Consulting, Saidiman Ahmad. Dia menilai, Anies-Puan sulit terwujud karena ada gap yang terlalu lebar.

"Anies di ujung kanan, Puan di ujung kiri. Kekuatan politik yang ada di antara itu, barangkali bisa membentuk poros, tapi akan sangat sulit untuk yang dari ujung bertemu dengan yang di ujung lainnya," terang Saidiman, kemarin.

Baca juga : Ganjar-Anies Tak Segesit Kang Emil

Secara terpisah, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan, untuk menentukan capres-cawapres, Banteng tak akan asal tunjuk. "Kewenangan penetapan paslon berada di Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri," ucap Hasto, kemarin.

Karena itu, pihaknya tak memusingkan upaya beberapa kalangan yang terus bicara copras-capres. Untuk saat ini, PDIP memilih menjalankan proses kaderisasi secara sistemik, berjenjang dan multi-approach.

"Pencalonan dalam tahapan Pemilu itu terjadi September 2023, cukup waktu untuk mempertimbangkan secara matang. Saat ini, yang penting itu, bergerak ke bawah dan menempatkan pengentasan Covid-19 dengan seluruh dampaknya sebagai skala prioritas utama," pungkasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.