Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Supaya Pertarungan Para Capres Imbang

Jokowi Bisakah Netral Di 2024

Senin, 30 Mei 2022 07:43 WIB
Presiden Jokowi (Foto: Setpres)
Presiden Jokowi (Foto: Setpres)

 Sebelumnya 
Menurutnya, faktor dukungan Jokowi bisa membuka peluang untuk menang besar di Pilpres 2024. "Dukungan Presiden Jokowi tentu bukan yang paling menentukan, tetapi akan cukup besar mempengaruhi kemenangan," kata Abbas.

Dukungan tersebut, kata Abbas, juga tergantung konsistensi tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi. Selama tingkat kepuasan Jokowi tinggi, maka dukungan Jokowi akan memperbesar peluang kemenangan seorang capres di Pilpres.

Baca juga : Firli Nggak Enak Hati

"Tetapi, jika kepuasan pada kerja Presiden pada saat Pilpres rendah, nilai dukungannya terhadap capres akan rendah juga. Itulah sebabnya, Presiden sangat berkepentingan untuk menjaga agar mayoritas rakyat tetap puas pada kinerjanya," kata Abbas.

Peneliti ahli utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Siti Zuhro mengingatkan, Jokowi sebagai presiden bertanggung jawab terhadap suksesnya pelaksanaan Pemilu 2024. Presiden jangan menjadi bagian dari tim sukses pencapresan. “Presiden tak sepatutnya menunjuk-nunjukkan endorsement-nya terhadap sosok tertentu, agar tak menimbulkan pertanyaan publik atau pro kontra," ungkap Prof. Wiwik, sapaan karibnya, saat dikontak, tadi malam.

Baca juga : 5 APM Keroyokan Kembangkan Ekosistem Mobil Listrik Di Bali

Apalagi, jelas menurut konstitusi, lanjutnya, parpol dan gabungan parpol yang mengusung capres-cawapres dalam pilpres, bukan presiden. Karena itu, jika ada dukungan Jokowi kepada sosok tertentu, pasti akan dipertanyakan publik karena kurang tepat. "Presiden sepatutnya berdiri above all. Hal pencalonan, bukan sebaliknya malah terlibat langsung," tegasnya.

Hal senada juga disampaikan pendiri lembaga survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Hendri Satrio. Dia menyarankan Jokowi tak jadi king maker dan mendukung calon tertentu. Sebab, akan ada konflik kepentingan pada penyelenggaraan Pemilu.

Baca juga : Forum Relawan Peringati Hari Kebangkitan Nasional Di Solo

"Jokowi kan kepala negara. Punya infrastruktur hingga ke bawah. Tidak boleh mendukung siapapun capres. Apalagi sampai mengarahkan nama tertentu. Supaya pertarungan capres imbang dan supaya tak ada image pemilunya tidak jujur dan adil," kata Hensat-sapaannya, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.