Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pertama Di Indonesia, Penggunaan VR Dan Metaverse Pada Program Kedokteran Di i3L

Selasa, 31 Mei 2022 20:32 WIB
Para mahasiswa International Institute for Life Sciences (Foto: i3L)
Para mahasiswa International Institute for Life Sciences (Foto: i3L)

RM.id  Rakyat Merdeka - Era disrupsi memberikan inovasi baru dalam kehidupan, yang teranyar penggunaan virtual reality (VR) dan metaverse. Aplikasi VR dan metaverse diyakini dapat memberi manfaat positif bagi banyak bidang dan keilmuan, termasuk dunia kedokteran. Belakangan ini, para ahli mulai mendiskusikan dan melakukan eksplorasi lebih dalam bagaimana memaksimalkan potensi VR dan metaverse agar dapat memberi kontribusi bagi dunia kedokteran.

Markus Santoso, visiting professor di International Institute for Life Sciences (i3L) yang telah berkecimpung di dunia riset VR dan metaverse selama 1 dekade terakhir, menyatakan bahwa VR dan metaverse sudah siap untuk diintegrasikan lebih dalam ke dunia kedokteran. Salah satunya adalah aplikasinya pada dunia pendidikan kedokteran.

Saat ini, i3L sudah menyiapkan infrastruktur untuk pengintegrasian metaverse dalam pedagogi program studi kedokterannya. Melalui aplikasi metaverse, para mahasiswa kedokteran di i3L dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar secara online dengan kualitas pengajaran yang setara dengan kelas/lab onsite. Pendidikan kedokteran melalui VR dan metaverse dapat menawarkan simulasi lebih konkret dengan level interaksi yang mirip dengan kegiatan pembelajaran di kelas/lab tradisional.

Baca juga : IMI Bersama KNPI Akan Gelar Kejuaraan Balap Motocross Piala Ketua MPR

Santoso mencontohkan, dalam proses pembelajaran mengenai pembedahan, para mahasiswa perlu memahami banyak hal seperti penggunaan instrumen alat bedah, langkah-langkah dalam prosedur operasi tersebut, termasuk potensi kejadian tak terduga seperti pendarahan, level oksigen pasien yang mendadak drop dan lain-lain. Hal ini adalah sesuatu yang cukup menantang untuk dijalankan pada sesi lab praktikum konvensional. “Namun, VR dapat mensimulasikan hal-hal tersebut dengan sangat detail dan riil,” ujarnya, dalam keterangan yang diterima redaksi, Selasa (31/5).

Jika VR dapat mereplika dan memperkaya sesi simulasi pembedahan, lanjutnya, metaverse dapat memfasilitasi pertemuan antara mahasiswa dan profesor/instruktur sehingga proses knowledge transfer dan sesi pembelajaran jarak jauh tersebut menjadi lebih berkualitas. “Dengan adanya metaverse, mahasiswa kedokteran i3L dapat memahami sesi pembelajaran seperti proses pembedahan secara lebih mendalam dengan menggunakan simulasi interaktif dengan risiko yang lebih sedikit,” ungkap Santoso.

VR dan metaverse juga memiliki keunggulan unik dibanding media tradisional seperti layar komputer atau televisi. VR dan metaverse mampu menyajikan informasi, baik itu ruang, data dan lain-lain, dalam format 3D atau spatial.

Baca juga : Kunjungi Indonesia, Dubes Australia Promosi Kesetaraan Gender

“Tanpa kita sadari, dunia kedokteran banyak menggunakan data yang sebenarnya bersifat 3D atau volumetrik. Seperti foto hasil USG, foto X-ray dan lain-lain, namun terpaksa divisualisasikan dalam format 2D karena keterbatasan media tradisional,” terangnya.

VR dan metaverse mampu memvisualisasikan data-data medis dalam format volumetrik sehingga data yang tersaji lebih holistik dan hal ini menjadi krusial bagi dunia kedokteran agar praktisi kesehatan dapat melakukan analisa yang lebih cermat dan membuat keputusan yang lebih tepat bagi pasiennya. Ketika aplikasi VR dan metaverse ini sudah diintegrasikan dengan pedagogi pengajaran di sekolah kedokteran dan diperkenalkan sejak mereka masih di level mahasiswa, kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia diharapkan dapat meningkat secara signifikan di masa yang akan datang.

VR dan metaverse dalam dunia kedokteran juga memiliki potensi untuk menawarkan pendekatan baru pada dunia layanan kesehatan. Seperti sesi konsultasi antara dokter-pasien atau terapi kesehatan. “Dengan adanya gelombang inovasi dalam dunia kesehatan, khususnya kedokteran, metaverse dapat memberi nuansa telekonsultasi yang lebih humanis dengan interaksi yang lebih natural antara penyedia layanan kesehatan dan pasien.

Baca juga : Jadi Juri Puteri Indonesia 2022, Puan: Suara Perempuan Bawa Perubahaan Di Dunia

“Dengan adanya penggunaan metaverse dalam dunia kedokteran, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di negara kita. Salah satu fondasi awal yang dapat dilakukan adalah aplikasi VR dan metaverse di level universitas. Fondasi inilah yang saat ini sedang dibangun secara serius oleh I3L,” tutur Santoso.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.