Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Bonus demografi telah ada di depan mata. Hal ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk memanfaatkan potensi bonus demografi dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
Jumlah penduduk Indonesia menduduki posisi keempat terbesar di dunia. Namun, menurut data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), hanya 8,5 persen berhasil lulus pendidikan tinggi.
Baca juga : Irigasi Pertanian Tingkatkan Kesejahteraan Petani Probolinggo
Lalu, data Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri di 2021 menunjukkan, hanya 822 ribu jiwa penduduk Indonesia yang berpendidikan S2. Kalau dipresentasikan, hanya 0,3 persen dari total penduduk Indonesia. Untuk level S3, Indonesia masih perlu mengejar negara-negara tetangga.
Berdasarkan perbandingan doktor per 1 juta penduduk, di 2017, Indonesia hanya memiliki 143 doktor per 1 juta penduduk. Sementara, Malaysia berjumlah 509 doktor per 1 juta, Amerika Serikat memiliki 9.850 doktor per 1 juta orang, Jerman dengan 3.990 doktor per 1 juta, dan Jepang dengan 6.438 doktor per 1 juta.
Baca juga : Bamsoet Ajak Komunitas Otomotif Bantu Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III Paristiyanti Nurwardani menyatakan, ada enam hal yang perlu diterapkan generasi muda untuk menghadapi dilema bonus demografi. “Yaitu communication, compassion, creativity, collaboration, computational thinking, dan critical thinking,” ucapnya, saat peluncuran Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie, di Jakarta, Kamis (2/6).
Paris menambahkan, ilmu komunikasi adalah fondasi dalam suatu bidang studi. “Kehadiran S2 Ilmu Komunikasi ini diharapkan dapat menjadi leading sector dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk membangun milestones penelitian di bidang komunikasi,” ujarnya.
Baca juga : KAI: Perubahan Operasi KRL Untuk Tingkatkan Keselamatan Dan Pelayanan
Dia melanjutkan, semua unsur perlu bergandengan tangan. Pihak pemerintah, perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta, masyarakat, pihak industri, dan unsur lainnya, untuk bersama-sama meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM Indonesia agar bisa bersaing dengan negara-negara ini.
Rektor Universitas Bakrie Prof Sofia W Alisjahbana menyampaikan, Kemendikbud kini gencar melakukan berbagai transformasi pendidikan. “Proses pembelajaran di S2 Ilmu Komunikasi ini akan banyak bertumpu dalam menghasilkan riset inovatif di bidang komunikasi dan berkontribusi dalam social volunteering berupa konsultasi, literasi, dan kolaborasi kreatif,” ujarnya.■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya