Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Supaya Isu Kerenggangan Memudar

Jokowi-Mega Disarankan Ngopi-ngopi

Selasa, 7 Juni 2022 06:38 WIB
Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. (Foto: Setpres)
Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. (Foto: Setpres)

RM.id  Rakyat Merdeka - Orang-orang Istana maupun sejumlah kader banteng berkal-kali menyatakan hubungan antara Presiden Jokowi dengan Megawati Soekarnoputri sedang baik-baik saja. Namun, gosip soal renggangnya Jokowi-Mega tetap tidak hilang. Nah, ini sekadar saran, supaya isu ini cepat sirna, ada baiknya Jokowi-Mega rajin ngopi-ngopi, lalu undang wartawan sebagai saksinya.

Memang, isu ini merebak karena Jokowi-Mega tak pernah terlihat ke publik duduk berduaan. Terakhir kali Jokowi ketemu dengan Ketum PDIP itu, sekitar 1 bulan lalu. Tepatnya, di momen Lebaran Idul Fitri. Jokowi yang baru saja menghabiskan libur Lebaran ke sejumlah daerah, silaturahmi ke Mega di Jalan Teuku Umar, Jakarta. Silaturahmi Jokowi dengan Presiden RI ke-5 itu, dibagikan Puan lewat akun Instagram miliknya, Sabtu (7/5).

Usai silaturahmi Lebaran itu, tidak pernah lagi diberitakan Jokowi-Mega kembali bertemu. Yang muncul justru, isu yang menyebutkan keduanya sedang tidak akur. Gosip ini makin jadi bola liar, ketika dalam 2 kali momentum penting, Mega memilih absen, yaitu saat Jokowi nikahkan adiknya ke Ketua MK Anwar Usman, dan peringatan Hari Pancasila.

Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai tidak baik bila isu retaknya hubungan Jokowi-Mega didiamkan begitu saja. Menurutnya, bantahan-bantahan yang kerap disampaikan pihak banteng maupun Istana, terbukti tidak cukup memadamkan bola panas soal keretakan itu.

Baca juga : Keseruan Kegiatan PM Australia Bersama Jokowi Di Istana Bogor

Agar isu itu segera memudar, Ujang menyarankan agar kedua tokoh bangsa itu, duduk bareng. Perang dingin bisa dihangatkan bila keduanya sama-sama meneguk kopi panas. Sekaligus membantah rumor yang mungkin saja diembuskan oleh lawan-lawan politik keduanya.

"Selain meredakan ketegangan yang ada, pertemuan keduanya menjadi tontonan yang baik bagi bangsa. Keduanya bisa menegaskan kalau mereka adalah negarawan,” kata Ujang, aat berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurutnya, bila isu keretakan antara Jokowi-Mega tidak segera dipadamkan, maka yang rugi tentulah PDIP dan pemerintahan. Apalagi, keduanya sama-sama kader banteng dan penerus ajaran Bung Karno.

“Abaikan egoisme masing-masing. Berikan contoh kenegarawanan yang baik untuk rakyat," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu.

Baca juga : Menuver Jokowi Disorot Netizen

Peneliti ahli utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro menilai upaya membenturkan Jokowi dengan Mega sangat tidak etis. Mengingat, keduanya merupakan tokoh bangsa yang juga sama-sama berasal dari partai yang sama.

Menurutnya, karir politik Jokowi mulai dari Wali Kota Solo, Gubernur DKI hingga Presiden 2 periode, tidak lepas dari Mega lewat kendaraan politik PDIP. Sebaliknya, PDIP juga menjadi partai besar dengan 2 kali menang pemilu legislatif, tidak lepas dari figur Jokowi. Sehingga, sangat tidak masuk akal kalau dibilang Jokowi akan melawan Mega di Pilpres 2024.

"Begitukah balasannya? Kita kan ada etika politik. Pemilu memang sarat dengan kompetesi dan kontestasi, tapi tolong yang sehat," pesan Wiwik-sapaannya.

Apa tanggapan PDIP? Lagi-lagi, PDIP terus berkelit bahwa hubungan bosnya dengan Jokowi sedang tidak baik-baik saja. Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menegaskan, isu adanya kerenggangan merupakan fitnah dari luar banteng. Dia menganggap isu ini sengaja ditiupkan untuk memisahkan kesolidan Mega dan Jokowi.

Baca juga : Ketum KNPI Haris Pertama Libatkan DPD Provinsi

"Isu itu sama sekali tidak benar. Itu drama politik dan sutradaranya pihak lain," tandas Hasto, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Kecurigaan adanya pihak ketiga yang sengaja membenturkan Jokowi dengan Mega diutarakan politisi PDIP, Junimart Girsang. Kata dia, sebagai kader PDIP, Jokowi tentunya tunduk pada aturan AD/ART partai.

“Jangan dibenturkan Pak Jokowi dengan Ibu Mega dan partai. Kita nggak akan terprovokasi,” tegas anggota Komisi III DPR ini.

Sebelumnya, pihak Istana diwakili Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno juga menepis spekulasi merenggangnya hubungan Jokowi-Mega. "Hubungan (Jokowi-Mega) baik-baik saja. Sangat baik-baik saja. Tidak ada istilah memanas, tidak ada, sangat-sangat baik," jelas Pratikno.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.