Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Damaikan Rusia-Ukraina, Jokowi Harus Blak-blakan

Senin, 27 Juni 2022 06:45 WIB
Dino Patti Djalal, Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI)/Disampaikan dari Jenewa, Swiss. (Foto: www.bunghatta.ac.id)
Dino Patti Djalal, Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI)/Disampaikan dari Jenewa, Swiss. (Foto: www.bunghatta.ac.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi akan mengunjungi Rusia untuk bertemu Presiden Vladimir Putin dan juga akan mengunjungi Ukraina untuk bertemu Presiden Volodymyr Zelensky. Kami menyambut baik pertemuan ini dan juga memberikan dukungan sepenuhnya. Kami merasa, ini adalah kunjungan internasional Presiden Jokowi yang paling penting tahun ini. Dan pasti akan menarik perhatian besar dari dunia internasional.

Saya sebagai Ketua FPCI ingin memberikan beberapa masukan dan pandangan. Pertama, misi kunjungan Presiden Jokowi ke Rusia dan Ukraina ini harus jelas. Jadi, apakah ini adalah kunjungan bilateral biasa atau dalam rangka G20, atau kunjungan yang membawa misi perdamaian.

Baca juga : Mau Damaikan Rusia-Ukraina, Jokowi: Ini Untuk Cegah Dunia Kelaparan

Kalau hanya kunjungan bilateral, rasanya kurang pas. Karena ini situasi yang sangat luar biasa, yaitu perang Ukraina yang sangat besar. Tidak wajar melakukan kunjungan bilateral rutin dalam suasana seperti ini.

Kalau dalam konteks G20, maka urusan mengundang Putin untuk hadir di Bali, tentu Presiden tidak perlu secara fisik terbang jauh-jauh ke Moskow untuk menyampaikan undangan tersebut. Bisa disampaikan melalui Duta Besar.

Baca juga : Jokowi Menuai Pujian

Karena itu, yang paling pasti kunjungan ini adalah kunjungan misi perdamaian Indonesia untuk membantu mengakhiri konflik Rusia dan Ukraina yang sekarang telah membuahkan perang yang besar. Nah, kalau ini adalah kunjungan yang membawa misi perdamaian, Indonesia harus punya konsep perdamaian yang jelas yang akan diajukan kepada Presiden Putin dan juga Presiden Zelensky.

Ingat, semua perdamaian di mana pun di dunia ini dimulai dari konsep. Yang lebih dari konsep, Indonesia perlu menetapkan dari awal apa ambisi keterlibatannya dalam konflik Rusia-Ukraina. Apakah suatu peran yang intensif atau peran yang lebih moderat.

Baca juga : Kasih Pendidikan Politik Buat Masyarakat, Relawan Jokowi Gelar Diskusi Publik Secara Simultan

Bicara mengenai konsep perdamaian dalam pertemuan dengan Presiden Putin dan Zelensky ini, ada sejumlah hal yang mungkin dapat dipertimbangkan untuk diusulkan atau diupayakan Indonesia. Terserah apakah semua bisa dicapai ataupun sebagian, tapi yang penting ada hal-hal konkret yang bisa diusulkan.

Pertama, mengupayakan gencatan senjata antara pasukan Rusia dan Ukraina dalam kurun waktu yang disetujui kedua belah pihak. Kedua, mendapatkan komitmen Putin dan Zelensky untuk terus membuat perundingan politik diplomatik, mencari penyelesaian terhadap konflik ini dan bahkan semakin mengintensifkannya. Karena perundingan sering macet belakangan ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.